Rumah Diberondong Peluru, Presiden Yaman Selamat dari Maut

Saat penembakan terjadi, Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi dilaporkan berada di dalam rumah.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Jan 2015, 10:05 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2015, 10:05 WIB
Milisi Houthi berpatroli di depan Presiden Yaman. (BBC)
Milisi Houthi berpatroli di depan Presiden Yaman. (BBC)

Liputan6.com, Sanaa - Pemberontak Houthi Syiah di ibukota Yaman, Sanaa, menembaki rumah presiden. Hal itu menggoyahkan kesepakatan gencatan senjata yang telah dijalani.

"Rumah presiden ditembaki," tulis Menteri Penerangan Yaman Nadia al-Sakkaf melalui akun Twitter miliknya seperti dikutip dari BBC, Rabu (21/1/2015).

Saat penembakan terjadi, Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi dilaporkan berada di dalam rumah. Ia selamat dari maut. Namun tak disebutkan ketika insiden itu ia berada di ruangan mana.

"Presiden berada di dalamnya dan dia dalam keadaan aman," ucap seorang pejabat pemerintah Yaman kepada kantor berita Reuters.

Serangan terhadap kediaman Hadi ini terjadi setelah pemberontak memasuki istana presiden di bagian lain kota itu, sesudah terjadinya konflik dengan pengawal.

Yaman -- yang merupakan sekutu penting Amerika Serikat dalam perang melawan Al-Qaeda di kawasan itu -- mengalami kerusuhan berdarah selama berbulan-bulan. Milisi Houthi yang merupakan umat Syiah berjuang untuk mendapatkan peningkatan otonomi bagi daerah mereka, menyerang Sanaa pada bulan September lalu. Meski demikian, gedung kepresidenan di ibukota sampai sejauh ini tidak mereka kuasai.

Gencatan senjata -- yang dilanggar sejak ditetapkan pada Selasa 20 Januari -- disepakati hanya sehari setelah bentrokan sengit berjam-jam antara pasukan Pengawal Presiden dengan kelompok Houthi.

Indonesia Keluarkan Travel Advice

Memanasnya kondisi di Ibukota Yaman Sanaa membuat Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi angkat bicara. Dia menyatakan bahwa KBRI setempat telah mengeluarkan travel advice atau imbauan perjalanan.

"Kita sudah (keluarkan travel advice)," sebut Menlu Retno di Jakarta, Kamis 9 Januari 2015.

"Biasanya begitu ada kejadian yang dilacak adalah apakah ada WNI, baru di situ (di [Yaman]( 2158506 "")) KBRI mengeluarkan alert atau warning advice untuk segera berhati-hati," sambung Menlu Retno. (Tnt/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya