Militer AS: Ahli Senjata Kimia ISIS Tewas

ISIS dilaporkan menggunakan gas klorin dalam berbagai serangan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 31 Jan 2015, 14:25 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2015, 14:25 WIB
Serangan udara menggempur ISIS. (Reuters)
Serangan udara menggempur ISIS. (Reuters)

Liputan6.com, Baghdad - Seorang pakar senjata kimia kelompok yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS dilaporkan tewas dalam serangan udara koalisi. Informasi tersebut disampaikan oleh pihak militer Amerika Serikat (AS).

"Keahlian Abu Malik, yang lalu memberikan pelatihan di ISIS membuat kelompok itu memiliki kemampuan untuk mengupayakan senjata kimia," demikian jelas militer AS melalui sebuah pernyataan yang dimuat BBC, Sabtu (31/1/2015).

Malik adalah seorang insinyur yang menjabat sebagai ahli senjata kimia di bawah mantan Presiden Irak Saddam Hussein, sebelum bergabung dengan Al-Qaeda di Irak dan kemudian ISIS.

"Malik tewas dalam serangan di dekat Mosul pada tanggal 24 Januari," demikian menurut keterangan militer AS.

Koalisi pimpinan Amerika telah melancarkan hampir 2.000 serangan terhadap ISIS.

"Kematian Malik diharapkan mengguncangkan dan mengacaukan ISIS. Serta melemahkan kemampuan mereka untuk memproduksi dan menggunakan senjata kimia," kata militer AS lagi.

Banyak laporan yang menyebutkan ISIS menggunakan gas klorin, tetapi tidak diperoleh bukti yang menunjukkan kelompok ini telah mengumpulkan wadah senjata kimia secara signifikan.

Muntah-muntah dan Pusing

Tahun lalu, sejumlah polisi Irak menderita pusing dan muntah-muntah setelah bentrok dengan pasukan ISIS di utara Baghdad. Kondisi tersebut diyakini kuat akibat terpapar gas klorin.

Gas klorin digolongkan sebagai "bahan pencekik," yang membakar paru-paru ketika dihirup dalam jumlah besar. Namun tingkat bahayanya masih jauh dibandingkan gas saraf.

ISIS menguasai daerah yang luas di Suriah, di kawasan yang dulunya merupakan sentra pembuatan senjata kimia yang belakangan sudah dimusnahkan pemerintah berdasarkan kesepakatan dengan PBB, namun masih ada bahan kimia yang lolos tak terawasi.

AS dan sekutu-sekutunya telah menyerang sejumlah posisi ISIS di Irak dan Suriah sejak Agustus lalu, menghancurkan peralatan militer dan membunuh sejumlah pasukannya.

Para petinggi militer koalisi berharap mereka dapat mengambil kembali kota kunci Mosul dengan bantuan pasukan Irak musim semi ini. Tetapi ada kekhawatiran pasukan Irak belum siap untuk melakukan serangan darat yang dibutuhkan. (Tnt/Sss)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya