Liputan6.com, Queensland - Badai siklon 'kembar' menerjang Australia secara bersamaan pada Jumat waktu setempat. 2 Badai tersebut adalah Marcia dan Lam.
Badai Marcia menghantam negara bagian Queensland, sementara Badai Lam melanda Northern Territory. Sejauh ini belum ada warga Indonesia yang dilaporkan menjadi korban.
Hingga Jumat siang waktu setempat, Badai Marcia di Queensland dinyatakan telah mencapai kategori 4 dari 5 level dan menerjang wilayah di sekitar Kota Yeppoon di kawasan pinggir pantai.
Seorang warga setempat menggambarkan pohon-pohon kelapa bergoyang keras seperti sedang melakukan olahraga, ketika Badai Marcia menerjang. Kecepatan angin diperkirakan mencapai sekitar 250 km per jam.
Menurut seorang warga setempat, John McGrath, ia dan keluarganya sejauh ini masih aman dan berdiam di dalam rumah. "Di luar sana sangat berbahaya," kata dia yang tinggal di rumah berjarak sekitar 100 meter dari garis pantai, seperti dikutip dari Radio Australia.net, Jumat (20/2/2015).
"Pohon-pohon dan semak bergoyang diterpa angin kencang. Saya sudah pernah menyaksikan angin kencang sebelumnya, namun kali ini anginnya lebih kencang," ucap McGrath.
Meskipun ia mengaku sebagai seorang petualang, sejalan dengan pekerjaannya sebagai pengawas hutan, namun McGrath mengaku suasana badai kali ini sangat menakutkan.
Kota kecil Yeppoon, menurut penjelasan McGrath, tidak semua garis pantainya dilindungi oleh tembok bebatuan.
Tak Ada Korban WNI
Hingga siang waktu setempat, belum ada laporan tentang warga negara Indonesia (WNI) yang terkena dampak topan Lam di Northern Territory.
"Belum ada laporan, mereka cukup aman," ujar Konsulat Jenderal RI untuk Northern Territory Andre Siregar kepada ABC.
"Konsul di Darwin melakukan koordinasi bersama Kepolisian Kawasan Utara Australia, tapi sampai saat ini tidak ada warga Indonesia yang terkena dampak badai," jelas dia.
Andre juga mengatakan, pekan depan rencananya akan ada patroli bersama antara Kementerian Perikanan dan Kelautan Indonesia dengan Badan Otoritas Manajemen Perikanan Australia (AFMA) di Kawasan Australia Utara. Tetapi rencana ini masih akan melihat bagaimana pergerakan badai. (Tnt/Sss)