Liputan6.com, Stockholm - Sebuah cincin ditemukan di dalam makam seorang perempuan dari Abad ke-9 Masehi di Swedia pada akhir tahun 1800-an. Yang menarik, pada batu akiknya terdapat goresan tulisan 'Allah' dalam huruf Arab.
Cincin tersebut ditemukan dalam ekskavasi di pusat perdagangan Viking di Birka.
Sejak saat itu, seperti dimuat situs Science News yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (17/3/2015), objek tersebut memicu tanda tanya. Apa kaitan bangsa Viking dengan peradaban Dunia Islam?
Kini, teka-teki itu terkuak. Cincin tersebut menjadi bukti adanya kontak secara dekat antara orang Skandinavia di era Viking dengan peradaban Islam.
Belakangan juga terungkap, batu cincin yang sebelumnya dikira adalah batu ametis atau kecubung ternyata adalah kaca berwarna -- material eksotis pada masanya. Demikian ungkap ahli biofisika Sebastian Warmlander dari Stockholm University.
Para ilmuwan dari Stockholm University menggunakan pemindaian mikroskop elektron untuk menentukan material dan menguak tulisan Arab yang disebut Kufi --- yang secara lengkap bisa dibaca 'untuk Allah atau 'kepada Allah'.
Sejarah mencatat, bangsa Skandinavia berjual beli objak dari kaca dari Mesir dan Mesopotamia sejak 3.400 tahun lalu. Jadi, sangatlah mungkin bahwa Viking menjemput barang dagangan, alih-alih menunggu para pedagang dari Timur Tengah sampai di jalur perdagangan mereka.
Teks-teks kuno juga menyebutkan perdagangan yang terjadi antara Viking dan peradaban Islam, yang membentang dari Mediterania (Laut Tengah) ke Asia Barat, namun bukti arkeologi jarang ditemukan.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Scanning menyebut, "Cincin itu mungkin ... merupakan bukti material terkait interaksi langsung antara Skandinavia di era Viking dan Dunia Islam," demikian laporan para peneliti.
"Menjadi satu-satunya cincin dengan tulisan Arab yang ditemukan di situs arkeologi Skandinavia. Merupakan objek unik di antara material dari era Viking."
Analisis lebih lanjut menyebut, cincin tersebut jarang digunakan. Sebab, bagian dalamnya masih menunjukkan guratan saat logam perak dicetak dan diolah pengrajin di Arab. Tidak halus.
Itu berarti, perhiasan jari itu mungkin dijual sebagai barang baru, dimiliki hanya segelintir orang, sebelum menjadi milik berharga dari seorang wanita Viking yang membawanya hingga liang lahat di Pemakaman Birka. "Cincin itu dibuat dengan perak bermutu tinggi (94.5/5.5 Ag/Cu)," demikian pernyataan para ahli.
Bukan itu saja bukti keterkaitan Dunia Arab dengan Viking.
Baca Juga
Tahun lalu, seorang pria yang memindai sebidang tanah di Norwegia, menggunakan detektor logam, menemukan sebuah pedang Viking.
Temuan tersebut membuat para ahli dari Museum of Natural History and Archaeology di Norwegian University of Science and Technology mengekskavasi situs tersebut.
Di sana, mereka menemukan sebuah makam dari masa 950 Masehi yang berisi jasad seorang pejuang Viking yang dimakamkan bersama perisai dan pedang.
Di bagian tengah perisai, ditemukan dompet kulit yang berisi koin dari peradaban Islam. Objek itu dianggap makin memperkuat teori bahwa bangsa Viking berdagang dengan peradaban Islam, atau melakukan kontak dengan kebudayaan mereka di Spanyol.
"Kami tak bermaksud mengetahui siapa pemilik pedang itu. Namun, yang kami pahami, dia adalah seorang pria yang sering bepergian," kata arkeolog Ingrid Ystgaard kepada ThorNews.
Terdapat goresan pedang atau kapak pada perisai. Namun, kata Ystgaard, belum diketahui apakah sang mendiang tewas dalam pertempuran.
Reputasi Mengerikan
Viking, suku bangsa dari Skandinavia itu terkenal punya reputasi mengerikan.
Pada tahun 800 hingga 1066 Masehi, mereka berdagang sekaligus menjarah dan menduduki sepanjang pantai, sungai dan pulau di Eropa serta pesisir timur laut Amerika Utara, hingga ke Rusia dan Konstantinopel.
Mereka mengarungi lautan luas, bahkan sebelum kompas magnetik ditemukan, menggunakan kapal-kapal layar panjang yang tangguh dan mengagumkan.
Seperti dikutip dari BBC, dalam legenda Viking disebutkan bahwa dengan mengangkat kristal ke arah langit, maka para pelaut Viking bisa mengetahui posisi matahari bahkan ketika cuaca sedang mendung atau berkabut.
Dengan mengetahui posisi matahari orang-orang Viking bisa menjelajah lautan luas. (Ein/Tnt)
Advertisement