Liputan6.com, Jakarta - Bumi Aceh berguncang dua kali pada Rabu 11 April 2012. Gempa pertama dengan kekuatan 8,5 skala Richter terjadi pada pukul 15.38 WIB, dua jam kemudian, giliran lindu 8,1 SR yang bikin hati jeri.
Warga di wilayah pesisir Sumatera, khususnya Aceh, berlarian ke luar rumah. Mobil, motor, dan orang-orang memenuhi jalanan, semua ingin cepat-cepat menuju area yang lebih tinggi. Mencari selamat.
"Saya sungguh takut. Aku tak ingin kehilangan keluarga lagi," kata Aisyah Husain, sambil memeluk anak-anaknya. Ia kehilangan ayah, ibu, dan seorang putra dalam bencana Tsunami Aceh 2004.
Guncangan juga dirasakan warga yang tinggal di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, danau vulkanik terbesar di dunia.
Selama sekitar 5 menit, Bumi berguncang kuat. Warga Parapat dan Pulau Samosir berhamburan ke luar rumah. Mereka yang kebetulan berada di tepi danau menjadi saksi dari peristiwa yang tak biasa.
Air Danau Toba yang biasanya tenang, bergolak dan membentuk pusaran, laiknya aliran sungai deras. Meski tak mungkin terjadi, tak sedikit warga menduga, bakal ada tsunami dari tengah danau.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, pusaran Danau Toba bisa saja terjadi karena episentrum gempa tak jauh dari wilayah Sumatera Utara.
Namun, guncangan tak sampai mengganggu aktivitas magma di dasar Danau Toba -- yang dilindungi batuan setebal 30-40 km.
Sekitar 70.000 tahun lalu, di wilayah yang kini menjadi Danau Toba, terjadi letusan dahsyat gunung api purba, yang diyakini terbesar dalam kurun waktu 2 juta tahun terakhir.
Toba sebelumnya adalah gunung purba.
Baca Juga
Seperti dimuat situs Badan Antariksa AS, NASA, dalam waktu sekitar dua minggu, ribuan kilometer kubik puing dimuntahkan dari Kaldera Toba di Sumatera Utara. Aliran piroklastik--awan yang merupakan campuran gas panas, serpihan batu, dan abu--mengubur wilayah sekitar 20.000 kilometer persegi di sekitar kaldera.
Di Pulau Samosir, tebal lapisan abu bahkan mencapai 600 meter. Abu Toba juga menyebar ke seluruh dunia. Di India misalnya, ketebalan abu sampai 6 meter.
Pasca letusan, Gunung Toba kolaps, meninggalkan kaldera modern yang dipenuhi air--menjadi Danau Toba. Sementara, Pulau Samosir terangkat oleh magma di bawah tanah yang tidak meletus. Gunung Pusuk Buhit di dekat danau itu juga terbentuk pasca-letusan.
Awalnya ilmuwan menduga, letusan Toba menyebabkan penurunan suhu global hingga 10 derajat Celcius selama hampir satu dekade dan membinasakan makhluk hidup, termasuk manusia.Â
Advertisement
Selanjutnya: Gempa Unik...
Gempa Unik
Gempa Unik
Gempa 11 April 2014 juga diikuti dikeluarkannya peringatan tsunami untuk sejumlah negara di pesisir Samudera Hindia: Thailand, Sri Lanka, Malaysia, India, Tanzania, Kenya, Maladewa. Bahkan Inggris Raya.
Namun, peringatan munculnya gelombang raksasa itu segera dicabut. Lindu tak sampai memicu tsunami dahsyat yang terjadi pada 2004 lalu. Roger Musson, ahli gempa dari badan survei geologi Inggris, yang mempelajari patahan Sumatera awalnya 'mengkhawatirkan yang terburuk'. "Namun, setelah saya menemukan tipe gempanya...saya merasa lebih baik."
Irwan Meilano dan Zulfakriza, ahli gempa dari ITB mengatakan, gempa lebih dari 8 SR tak memicu tsunami karena mekanisme fokus saat itu adalah strike slip atau dalam pengistilahan Bahasa Indonesia, sesar geser.
"Mekanisme strike slip tidak memicu gelombang tsunami yang besar karena lempeng bergeser secara mendatar sehingga deformasi vertikal pada dasar laut relatif kecil," kata mereka dalam laman Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hal tersebut menyebabkan gempa tidak mampu memicu gelombang besar.
Â
Namun, gempa tersebut termasuk sangat unik. "Sebab, jarang sekali gempa dengan mekanisme sesar geser bisa memiliki magnitude lebih dari 8 SR.
Meski tak sampai mengakibatkan tsunami, gempa memicu gelombang tsunami 'mini' setinggi 1 meter di Nias, 80 cm di Meulaboh, dan 6 cm di Sabang. Lima orang diaporkan tewas, 3 di antaranya akibat serangan jantung.
Selain gempa di Aceh, tanggal 11 April juga momentum sejumlah peristiwa. Pada 1814, Napoleon Bonaparte turun tahta dan diasingkan ke Pulau Elba, setelah penandatanganan Traktat Fontainebleau. Sementara, pada 1970, Pesawat Apollo 13 diluncurkan ke Bulan.
Hal menarik juga terjadi pada Minggu, 11 April 1954, yang dijuluki 'Hari Paling Membosankan' sepanjang Abad ke-20.
Setelah mencari di antara 300 juta fakta dalam mesin pencari komputer, para ilmuwan mengatakan, tak menemukan kata kunci, kelahiran atau kematian pesohor di hari itu.
Berita terbaik yang mampu ditunjukkan mesin pencari adalah, fakta bahwa Belgia melaksanakan pemilu keempat pasca berakhirnya perang. Dan kelahiran akademisi Turki yang mengajarkan elektronik, Abdullah Atalar.
Juga ada berita tentang pemain bola, Jack Shufflebotham yang meninggal pada usia 69 tahun, lalu rencana kudeta di Yanaon, sebuah koloni Prancis di India. Saking tak ada kejadian besar, kabar pencurian cangkir perak seharga 50 poundsterling atau sekitar Rp 945 ribu ada di halaman depan harian Inggris, Daily Mail.
Selain itu, tak ada kejadian yang dianggap penting lainnya. (Ein/Ado)
Advertisement