Liputan6.com, Seoul - Mantan eksekutif Korean Air, Heather Cho yang dipenjara karena 'skandal kacang' dibebaskan. Putri direktur utama maskapai ternama tersebut memenangkan banding pengadilan atas vonis 1 tahun bui yang dibebankan padanya pada Februari 2015.
Para pengacaranya berusaha memperoleh pengampunan dari pengadilan, dengan menyebut Cho telah menderita akibat hukuman sosial dari masyarakat, serta dengan tulus menyesali perbuatannya.
"Pengadilan pada hari Jumat (22/5/2015) memutuskan terdakwa tidak menyebabkan perubahan jalur penerbangan," demikian diberitakan BBC.
Baca Juga
Dilansir dari Reuters, Cho akhirnya bebas setelah hampir 5 bulan dalam bui.
Advertisement
Awalnya pengadilan Korsel menyatakan Cho bersalah melanggar hukum penerbangan. Setelah bandingnya diterima dan menang, sanksi untuknya dikurangi 10 bulan. Hukumannya pun ditangguhkan selama 2 tahun, mengingat ia masih memiliki anak kembar yang masih kecil serta tak memiliki catatan kriminal.
Meski demikian, wanita berusia 40 tahun yang telah ditahan sejak 30 Desember 2014 itu, tetap dinyatakan bersalah karena dianggap bersikap kasar terhadap pramugari.
Wartawan BBC Steve Evans di Seoul mengatakan, Cho terlihat pucat dan lebih kurus ketika meninggalkan pengadilan usai mengganti seragam tahanan berwarna hijau yang sebelumnya dikenakan.
Awal Insiden Kacang
Skandal kacang itu terjadi saat Cho berada di pesawat Korean Airlines yang akan berangkat dari New York ke Incheon, Seoul pada 5 Desember 2014 lalu. Ia memerintahkan agar seorang pramugari dikeluarkan dari pesawat yang sedang menuju ke landasan, hanya karena telah menyuguhinya -- yang berada di kelas eksekutif -- kacang macademia dalam kantong, bukannya di atas piring.Â
Dia lalu memerintahkan pilot pesawat Korea Air untuk memutar balik ke garbarata guna menurunkan kepala pramugara. Padahal pesawat itu tengah meluncur untuk bersiap lepas landas dari Bandara JFK, New York.
Korean Air mula-mula membela perilaku Heather Cho. Mengingat ia adalah wakil direktur yang mengawasi layanan di penerbangan itu. Sehingga ia bertanggung jawab untuk memastikan standar layanan dijunjung tinggi.
Namun belakangan pihak Korean Air justru meminta maaf. Insiden yang kemudian menjadi sorotan di negara tersebut, dianggap contoh negatif manajemen maskapai yang dikelola kalangan konglomerat Korea Selatan, atau 'chaebol'.Â
Ayahnya, yang merupakan direktur utama Korean Air, Cho Yang-Ho, telah meminta maaf atas tindakan 'bodoh' putrinya.
Tak lama berselang, Heather Cho mundur dari semua jabatannya di sejumlah perusahaan Cho yang dimiliki oleh keluarga Hanjin Group, termasuk Korean Air. Ia juga meminta maaf kepada semua orang atas tingkah buruk yang dilakukannya.
Para wartawan mengatakan insiden itu telah memicu perdebatan di Korea Selatan tentang perilaku sejumlah perusahaan milik chaebol terlalu didominasi anak-anak para pemiliknya. (Tnt/Ein)