Diancam Presiden, Wapres Burundi Kabur ke Belgia

"Siapa saja yang mencoba melawan dia untuk mencalonkan diri di masa jabatan ketiganya akan diancam," kata Wapres Burundi.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 26 Jun 2015, 11:06 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2015, 11:06 WIB
Diancam Presiden, Wapres Burundi Kabur ke Belgia
Presiden Burundi Pierre Nkurunziza : Reuters

Liputan6.com, Bujumbura - Wakil Presiden salah satu negara di Afrika, Burundi, Gervais Rufyikiri dilaporkan kabur dari negaranya menuju Belgia. Langkah ini diambil setelah Rufyikiri menerima ancaman dari Presiden negara tersebut, Pierre Nkurunziza.

"Saya mengambil keputusan ini karena saya mendapat ancaman secara pribadi," kata Rufyikiri seperti dikutip dari Reuters, Jumat (26/6/2015).

Dari keterangan Rufyikiri, ancaman tersebut ia terima setelah Presiden Nkurunziza menolak mendengar nasihatnya. Usulan orang nomor dua di Burundi adalah agar Presiden Nkurunziza mengurungkan niatnya mencalonkan diri kembali jadi pemimpin Burundi untuk ketiga kalinya.

"Siapa saja yang mencoba melawan dia untuk mencalonkan diri di masa jabatan ketiganya akan diancam," tambah dia. "Secara pribadi saya merasakan ketakutan setelah saya melihat sejumlah sinyal yang buruk."

Menanggapi komentar dari Rufyikiri, Pemerintah Burundi segera angkat bicara. Mereka mengatakan tak benar ada ancaman dari Presiden yang ditujukan pada Wapresnya tersebut.

Burundi pada Mei lalu, diterjang krisis keamanan dahsyat. Hal tersebut terjadi akibat upaya kudeta yang dilakukan pemimpin militer yang membelot dari pemerintah, Mayor Jenderal Godefroid Niyombare.

Kudeta militer tersebut berhasil digagalkan oleh pasukan pemerintah. Sesaat setelah itu, 3 orang otak kudeta ditangkap militer Burundi.

Burundi terjerambab ke dalam kekacauan politk akibat rencana Presiden Nkurunziza untuk kembali maju dalam pemilu negara tersebut. Langkah itu langsung ditentang oleh banyak pihak termasuk sekelompok jenderal militer.

Puncaknya adalah baku tembak serta upaya kudeta terhadap Presiden Nkurunziza di Ibukota Bujumbara. Kericuhan besar pada Mei lalu menyebabkan 5 warga Burundi tewas. Total sejak badai politik menghantam, sudah lebih dari 20 orang meregang nyawa.

Bukan cuma itu, karena menganggap kondisi sudah tidak aman, ribuan warga Burundi memilih mengungsi ke negara lain yang situasinya lebih kondusif. (Ger/Ein)

 
 
 
 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya