Liputan6.com, Washington - Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada melancarkan serangan balik terhadap kritikan atas kesepakatan nuklir yang dibuat dengan Iran.
Bersaksi di depan Kongres untuk pertama kalinya sejak kesepakatan penting dengan Iran pekan lalu, Kerry dihadapkan pada tuduhan Partai Republik yang mengatakan perunding dalam kesepakatan itu telah yang ditipu Iran.
"Saya percaya bahwa Anda telah ditipu," kata Bob Corker, Ketua Partai Republik di Dewan Hubungan Luar Negeri Senat AS saat membuka sidang seperti dikutip Reuters, Kamis 23 Juli 2015.
Ungkapan itu disebut Senator Demokrat Barbara Boxer yang mengatakan tuduhan tersebut tidak sopan dan sebuah penghinaan. Namun, Corker mengatakan bahwa apa yang dia sampaikan tidak selalu diarahkan untuk Kerry pribadi.
Sementara Kerry menegaskan bahwa Iran kini memiliki pengalaman yang luas akan teknologi nuklir, sehingga akan ada konsekuensi jika Kongres memutuskan untuk menolak kesepakatan yang ada.
"Hasilnya akan menjadikan Amerika Serikat berjalan menjauh dari pembatasan yang telah kita capai. Itu juga akan menjadi lampu hijau bagi Iran untuk melipatgandakan kecepatan pengayaan uranium," tegas Kerry.
"Kita akan menyia-nyiakan kesempatan terbaik untuk memecahkan masalah ini melalui cara-cara damai," imbuh dia.
Kerry mengatakan, pemerintah Amerika Serikat datang ke meja perundingan di Wina beserta utusan negara lainnya dengan satu tujuan yang jelas, yaitu mengatasi masalah senjata nuklir.
"Kami bertujuan melumpuhkan kemampuan (Iran) untuk membuat senjata nuklir, dan kami telah berhasil melakukannya," ujar Kerry.
Didukung Uni Eropa dan PBB
Sebelumnya, kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran telah dicapai dalam perundingan di Wina, Austria. Kesepakatan itu berupa pembatasan aktivitas nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan kesepakatan itu pertanda harapan bagi seluruh dunia.
"Ini adalah keputusan yang dapat membuka jalan ke babak baru dalam hubungan internasional," kata dia seperti dikutip BBC, Selasa 14 Juli 2015.
"Semua kerja keras sudah berhasil dan kami mencapai kesepakatan," kata seorang diplomat Iran.
Seorang diplomat lain yang dikutip kantor berita Associated Press mengatakan, perjanjian itu mencakup aturan mengenai pengawasan lokasi fasilitas nuklir di Iran sehingga pengawas PBB dapat meninjau lokasi militer. Namun, Iran bisa saja menentang pemberian akses tersebut.
Sebagai gantinya, PBB mengatakan embargo senjata dan sanksi rudal hanya akan berlaku dalam 5 dan 8 tahun lagi. Namun, seperti dilaporkan kantor berita Reuters, apabila Iran melanggar perjanjian, penjatuhan sanksi akan diberlakukan dalam 65 hari.
Sejak 2006, kelompok negara yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China dan Rusia ditambah Jerman menginginkan Iran mengurangi aktivitas nuklir mereka untuk memastikan mereka tidak membangun senjata nuklir. (Ado/Dan)
John Kerry Bela Kesepakatan Nuklir dengan Iran di depan Kongres
Kerry menegaskan akan ada konsekuensi jika Kongres memutuskan untuk menolak kesepakatan nuklir dengan Iran.
diperbarui 24 Jul 2015, 03:53 WIBDiterbitkan 24 Jul 2015, 03:53 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Unggul 80 Persen Suara Hasil Quick Count di Pilgub Lampung, Mirza Akui Sempat Kaget
Hitung Cepat LSI 100 Persen, Rendahnya Jumlah Suara untuk Paslon Srikandi di Sumsel
Penghitungan Suara Belum Dinyatakan Selesai, Amsakar-Li Deklarasi Kemenangan
110 TPS di Sumut Pemungutan Suara Susulan karena Kendala Banjir dan Longsor
Cara Mengetahui Rezeki dari Weton Kelahiran
Situasi Terkini Negosiasi Kontrak Liverpool dan Mohamed Salah
75 Tahanan Polresta Bandar Lampung Ikuti Pencoblosan Pilkada 2024 dari Balik Jeruji Besi
Quick Count Pilkada Lampung: Rahmat Mirzani Djausal-Jihan Nurlela Unggul
Kisah Umar bin Abdullah Memerdekakan Budak yang Pura-Pura Sholat, Diceritakan Gus Baha
Alasan Warga Palembang Pilih Golput, Lokasi Jauh Hingga Dapat Serangan Fajar
Maksimalkan Produktivitas dengan Laptop Tipis Premium ASUS Zenbook S 14 UX5406
Megawati Sampaikan Sikap PDIP soal Hasil Pilkada 2024: Jaga Suara dan Kumpulkan Bukti Intimidasi Aparatur Negara