Liputan6.com, Freetwon - Seorang wanita meninggal karena virus Ebola di Sierra Leone, Afrika Barat. Hasil laboratorium menunjukkan wanita tersebut positif digerogoti virus Ebola. Ini merupakan kasus ebola pertama sejak 8 Agustus 2015.
Wanita berusia 67 tahun itu berasal dari Distrik Kambia di perbatasan Sierra Leone dengan Guinea. Dia meninggal pada Sabtu 29 Agustus 2015.
Kematian baru tersebut dinilai sebagai kemunduran dalam upaya mengakhiri 18 bulan epidemi di daerah tersebut. Ebola telah menginfeksi lebih dari 28.000 orang dan menewaskan lebih dari sepertiganya.
Kepala Medis Sierra Leone Brima Kargbo kepada Reuters mengatakan hasil uji 2 sampel di Kambia, positif Ebola. Namun, dia mengatakan pemerintah sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut di Makeni, kota utama di Provinsi Utara, dan di Ibukota Freetown.
"Kami sangat prihatin karena Kambia sudah terkonfirmasi 50 hari tanpa kasus Ebola. Ini menunjukkan kemungkinan ada kesalahan," kata Kargbo.
Dia menambahkan wanita yang meninggal tersebut merupakan seorang pedagang. Walaupun, orang-orang yang mengenalnya menyebut wanita itu tidak bekerja baru-baru ini.
Ebola merebak di Afrika Barat selama lebih 18 bulan, menulari lebih dari 28 ribu orang, sebagian besar di Sierra Leone, Liberia dan Guinea. Sudah lebih 11.200 orang meninggal akibat virus itu, dengan korban tewas di Sierra Leone hampir 4.000 orang.
Penyakit ini menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang tertular. Pejabat-pejabat kesehatan berupaya mengatasi penyebaran virus itu dengan mengisolasi pasien, memantau orang yang berhubungan dengan mereka. (Bob/Rie)