Liputan6.com, Arica - Bocah 2 tahun di Chile ditelantarkan orangtuanya sendiri. Ibunya yang pemabuk dan ayahnya diduga meninggalkannnya di sebuah bengkel di Arica. Telanjang, hanya berbekal selimut kumal, tanpa makanan dan air.
Anak malang yang tak disebut namanya itu mungkin tak bakal bertahan hidup tanpa bantuan Reina, seekor anjing yang sedang hamil. Binatang itulah yang menyusui anak manusia tersebut.
Baca Juga
Kondisi memprihatinkan bocah tersebut terungkap saat seorang pejalan kaki memergokinya sedang menyusu pada anjing betina, Kamis 3 September 2015 lalu. Saksi mata kaget bukan main menyaksikan peristiwa itu.
Advertisement
Polisi pun dipanggil. Si bocah pun akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Daerah Dr. Juan Noe, yang berjarak 1.240 mil dari ibukota Chile, Santiago.
Pemeriksaan menunjukkan anak tersebut menderita malnutrisi alias kurang gizi. Ia juga mengalami infeksi kulit dan badannya penuh kutu.
Â
Â
Polisi meyakini, bocah korban penelantaran tersebut bisa bertahan hidup berkat air susu Reina. "Ditemukan tanda-tanda penelantaran pada bocah tersebut," kata polisi, Kapten Diego Gajardo kepada Star of Arica, seperti dimuat Daily Mail, Sabtu (5/9/2015).
Anak itu kemudian dirawat di rumah sakit. Ibunya baru muncul kemudian dalam kondisi mabuk berat.
Setelah menjalani perawatan, bocah tersebut keluar dari rumah sakit dan dimasukkan ke panti asuhan. Dirawat negara.
Namun, meski telah menelantarkan anaknya hingga kurang gizi -- yang mengancam hidupnya, ibu bocah itu tak ditahan. Sebab, menurut Gajardo, tak ditemukan luka fisik di tubuh korban.
Ayah korban juga muncul di rumah sakit, meskipun perannya dalam penderitaan anaknya tidak jelas. Juga tak diketahui di mana keberadaan mereka saat si bocah mungil itu ditemukan dalam kondisi terlantar di sebuah bengkel.
Marcela Labrana dari Pusat Pelayanan Anak (The National Service for Minors ) di Arica mengaku, kasus penelantaran anak di Chile membuatnya malu. Meski ada ribuan orang yang hidup miskin dan berdesakan di tempat kumuh.
"Kisah ini membuat kami semua malu," kata dia, menambahkan kasus yang terjadi di Arica sebagai 'tak berperikemanusiaan' dan 'tercela'.
The National Service for Minors telah mengajukan gugatan terkait kasus penelantaran tersebut. Sidang pengadilan akan digelar 22 September mendatang, untuk memastikan siapa yang akan merawat bocah tersebut. (Ein/Rie)