Liputan6.com, Ann Arbor- Salah satu tantangan dalam perancangan panel surya adalah gerak perpindahan matahari dalam lintasan hariannya. Karena ‘perpindahan’ letak matahari terhadap bumi, tidak semua bagian panel surya mendapatkan terpaan sinar matahari sebesar-besarnya. Lain halnya jika panel suryanya dibuat bergerak menguntit gerak matahari dalam lintasannya. Namun hal ini mengandung tingkat kesulitan yang lumayan.
Namun, berkat seni kuno memotong kertas dari Jepang, atau dikenal Kirigami, cahaya matahari dapat diserap lebih banyak oleh panel surya, seperti dikutip dari Michigan News.
Ide ini ditemukan oleh para ilmuan di Universitas Michigan. Ketika melakukan perancangan, para insinyur berkonsultasi dengan Mattew Shlian, seorang seniman kertas yang juga pengajar di Fakultas Seni dan Rancangan di universitas yang sama.
Advertisement
Shlian menunjukkan sebuah pola kirigami yang dapat membantu perancangan. Pola itu pada dasarnya adalah beberapa baris kertas putus-putus pada sehelai kertas. Aaron Lamoureux, seorang mahasiswa S3, bersama dengan profesor muda Max Shtein melakukan reproduksi versi canggih dari pola tersebut pada sehelai plastik yang sudah ditempeli dengan sel-sel surya di permukaannya.
Tanpa sentuhan apapun, lembaran plastik itu datar dan rata. Tapi, ketika diregang, strip plastik di antara irisan meliuk ke satu sisi. Dengan pengendalian gaya regang yang tepat, sel-sel surya itu dapat diarahkan dengan tepat juga. Dipasang di bawah kaca dalam panel fotovoltaik datar, sel-selnya dapat bergerak untuk tetap menghadap ke matahari walaupun panelnya tetap diam.
Ketika dilakukan uji coba di puncak musim panas di negara bagian Arizona, ternyata panel kirigami ini mampu menghasilkan energi 36% lebih banyak daripada panel surya tradisional. Panel ini juga memiliki sistem pelacakan bermotor memberikan hasil sedikit lebih baik, yaitu 40%. (Rie)