Liputan6.com, Washington, DC- Para ilmuwan yang tergabung dalam misi Cassini ke Planet Saturnus mengumumkan Enceladus, salah satu bulan di yang mengorbit planet bercincin ini, mungkin saja memiliki samudra global jauh di kedalaman permukaan es di sana. Temuan ini umumkan di laman NASA seperti dikutip oleh Liputan6.com.
Merujuk kepada analisa bertahun-tahun terhadap gambar-gambar yang diambil oleh wahana tak berawak Cassini, pengukuran putaran bulan itu mengisyaratkan adanya sedikit gerak mengangguk-angguk yang serupa dengan apa yang terjadi ketika telur mentah diputar. Penyingkapan adanya samudra ini merupakan temuan terkini yang mengisyaratkan bahwa bulan terbesar ke enam di planet Saturnus ini aktif secara geologis.
Advertisement
Keberadaan air bawah permukaan seperti danau besar atau lautan di Enceladus, terungkap setelah wahana Cassini mengambil foto-foto geyser terdiri dari uap air, partikel-partikel es, dan molekul-molekul organik sederhana dari retakan di kutub selatan bulan itu. Namun, pergeseran gaya tarik bulan itu, sebagaimana yang terukur oleh Cassini, menunjukkan bahwa badan airnya mungkin ada secara global.
Advertisement
Pembacaan data bertahun-tahun
Temuan terkini tersebut sepertinya memastikan keberadaan samudera berasal dari data-data mandiri berdasarkan gelombang di Enceladus. Data-data itu diukur oleh wahana Cassini yang memasuki sistem planet Saturnus dan memulai sejumlah lintasan terbang di atas bulan-bulan planet tersebut pada 2004.
Gerak anggukan ini diukur dengan membandingkan sejumlah gambar bentuk-bentuk tertentu di permukaan bulan, semisal kawah-kawah, dalam jangka waktu beberapa tahun. Setelah membandingkan ratusan gambar, terlihatlah bahwa bulan itu bergerak dengan sedikit naik turun.
Menurut NASA, anggukan ini sebagian disebabkan oleh bentuk Enceladus yang agak tidak teratur dan juga oleh orbit lonjongnya selagi mengitari planet Saturnus. Hal-hal ini menyebabkan kekuatan tarikan yang tidak merata yang menyebabkan Enceladus untuk bergerak secara tidak teratur sebagaimana halnya bulan yang mengitari planet bumi. Namun, belum jelas penyebab gerak mengangguk-angguk yang walaupun kecil tapi sangat kentara.
Dengan menjalankan beberapa permodelan menggunakan komputer, para ilmuwan NASA dapat menyimpulkan bahwa gerakan mengangguk-angguk ini disebabkan oleh lapisan es dan inti berbatu yang dipisahkan oleh lapisan zat cair.
Advertisement
Telur mentah atau telur matang?
Keadaan ini memberikan ketidakteraturan yang semakin jelas ketika bulan itu berputar, mirip dengan perbedaan perputaran telur yang matang (berputar sambil berdiri tegak) dengan perputaran telur yang mentah. Pada telur mentah, telur yang berputar akan segera rebah karena kuning telurnya mengganggu keseimbangan putaran.
Matthew Tiscareno, seorang ilmuwan Cassini dari SETI Institute di Mountain View, California, mengatakan, “Jika permukaan dan intinya terhubung secara padat maka intinya akan menjadi titik berat sehingga gerak angguknya menjadi jauh lebih kecil daripada yang kita amati sekarang ini.”
Ia menyimpulkan, “Ini membuktikan bahwa ada lapisan zat cair secara global yang memisahkan permukaan bulan dari intinya.”
Selanjutnya, para ilmuwan mencoba menentukan apakah Enceladus termasuk sangat aktif, bukan sekedar beku. Bisa juga ada pemanasan pasang surut oleh planet Saturnus. Untuk membantu menjawab rasa penasaran itu, wahana Cassini dijadwalkan untuk menembus salah satu awan kutub pada ketinggian 49 kilometer dari permukaan pada 28 Oktober 2015.
Temuan-temuan ini dilaporkan dalam jurnal Icarus. (Alx/Rie)