Liputan6.com, Crimean - Tidak ada kata terlambat. Ungkapan ini diterapkan oleh nenek Maria Koltakova, yang merupakan pensiunan dan tinggal di Belgorod, Rusia. Nenek ini membuktikan dengan melakukan terjun payung untuk pertama kalinya, tanpa rasa gentar. Padahal, usianya sudah mencapai angka 93 tahun.
Nenek Maria yang merupakan veteran Perang Dunia II. Ia menantang dirinya bukan untuk sekedar bersenang-senang atau menantang bahaya, namun sebagai bentuk untuk mengenang Evgeny, kakaknya yang meninggal pada tahun 1945 lalu di Rusia, dalam perang dengan Jepang.
"Ini kebebasan yang sungguh tidak bisa dipercaya. Saya serasa menari di langit," ungkap nenek Maria pada bel.ru.
Advertisement
Melompat parasut demi mengenang sang kakak sudah menjadi mimpi nenek Maria yang semasa mudanya bekerja sebagai tim medis perang sejak lama. Namun, resiko untuk keluar dari kokpit An-2 sangat besar.
"Saya sudah mencoba banyak hal, namun terjun parasut belum pernah kesampaian. Padahal, ini penting untuk saya." Tutur nenek Maria. "Lalu saya traveling ke Praha, dan belajar mengenai membebaskan diri. Setelah negosiasi panjang, saya bisa mendapat kesempatan melompat."
Pada tanggal 12 September lalu, nenek Maria bersiap melompat di Semenanjung Crimean, bagian Selatan Rusia. Ia dibantu dua pemandu dari pelatihan lompat parasut, Elena Bush dan Svetlana Mertsalova.
"Kami semua khawatir tentangnya, bahkan ada orang yang mencoba menghalanginya. Ia sudah 93 tahun, bayangkan apa yang mungkin terjadi, namun nenek Maria sangat tenang." kenang Olga Severina, salah satu kru.
Bagaimana kesan nenek Maria saat melompat?
"Jarak ke tanah tiga ribu meter. Saya bisa melihat awan. Bukan hanya melihatnya, namun menyentuh dan berlari di antara awan!" ungkap nenek Maria akan hari berkesan tersebut. "Saat mendarat, saya rasanya ingin melakukannya lagi."
Bukan hanya tidak gentar melakukannya, kehebatan nenek ini dibuktikan dengan evaluasi lompatannya, yang dinilai sempurna.
Bulan Januari mendatang, nenek Maria genap berusia 94 tahun. Untuk tanggal mendatang, ia memiliki rencana besar: melakukan lompatan yang kedua. (Ikr/Rie)