Kebiasaan Mabuk Mempengaruhi Bahasa Negara Ini?

Sesuatu yang diajarkan turun-temurun memang sulit diubah, walaupun apa yang diajarkan tersebut sebetulnya bahasa yang terpengaruh kemabukan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 29 Okt 2015, 17:53 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2015, 17:53 WIB
Ketika Mabuk Ikut Menentukan Bahasa Bangsa
Sesuatu yang diajarkan turun-temurun memang sulit diubah, walaupun apa yang diajarkan tersebut sebetulnya bahasa yang terpengaruh kemabukan.

Liputan6.com, Melbourne - Seorang cendekiawan Australia mengajukan dugaan yang mungkin bikin dahi berkenyit. Ia mengungkapkan campuran alfabet Australia tercetus oleh minuman beralkohol, selain asal-usul dari wilayah Eropa dan suku pribumi Aborigin.

Menurutnya, para leluhur bangsa Australia kerap mabuk bersama dan, seringnya berinteraksi, mereka dengan tidak sengaja telah menyisipkan istilah-istilah di bawah pengaruh alkohol ke dalam pola bicara nasional.

Dean Frenkel, pengajar dari Victoria University di kota Melbourne, menyatakan dalam The Age, bahwa setelah 2 abad gaya berbicara mabuk Australia diajarkan oleh orangtua kepada anak-anaknya secara turun-temurun. Dalam kondisi sadar.

Pada umumnya orang Australia hanya berbicara 2/3 dari kemampuannya-- sementara 1/3 lagi cenderung mengarah kepada kemalasan. Contohnya, hilangnya konsonan 't' dalam kata 'impordant', konsonan 'l' dalam kata 'Austraya' dan 's' yang berdesis dalam kata 'yesh'.

Sementara, huruf hidup diganti dengan huruf hidup lain, seperti 'a' menjadi 'e' dalam kata 'stending' dan menjadi 'i' dalam kata 'New South Wales', lalu 'i' menjadi 'oi' dalam kata 'noight'.

Masalahnya, artikulasi bahasa adalah produk fungsional dari jaringan syaraf-otot. Bisa saja kelemahan bicara nasional sebetulnya adalah gejala fungsi otak yang agak berkurang.

Ilustrasi gambar minuman beralkohol khas Australia. (Sumber news.com.au)

Namun demikian pendapat ini dipatahkan oleh kenyataan bahwa cukup banyak orang yang serebral dengan pemikiran cemerlang, tapi malah buruk dalam mengekspresikan gagasan. Misalnya para ilmuwan yang bergulat untuk melakukan komunikasi secara efektif.

Menurutnya, komunikasi yang buruk terlihat di seluruh sector dalam masyarakat Australia dan ini mengakibatkan biaya tahunan yang amat besar hingga milyaran dollar.

Pada akhirnya, jika semua anggota masyarakat mendapatkan pelatihan komunikasi, Australia dapat menjadi bangsa yang lebih cerdas. Ketika retorika disajikan dengan berdayaguna, hal itu memungkinkan isi pesan dikomunikasikan dalam lingkungan yang ramah bagi pendengar.

Tentunya dengan pemilihan kata yang tepat pada kecepatan bicara yang terdengar, berpadi dengan volume, kefasihan, kejelasan dan mudah dimengerti.

Dengan segala keterbatasannya, sistem pendidikan Amerika memiliki keunggulan dibandingan dengan sistem pendidikan Australia, terutama dalam tingkat komunikasi. Faktanya, kemampuan komunikasi warga biasa AS hanya sedikit di bawah kemampuan pembicara-pembicara terbaik Australia. Ternyata, retorika menjadi bagian hakiki dalam sistem pendidikan di AS.

Secara kontras, retorika di Australia hanya diajarkan sebagai mata ajaran yang tidak wajib di segelintir sekolah. Dengan demikian, kebanyakan warga Australia kekurangan pelatihan komunikasi yang mendasar. Padahal, tradisi Aborigin di sana dipenuhi dengan penuturan kisah-kisah. Bahkan dulunya ada ratusan bahasa ucapan.

Sang pengajar itu kemudian mengusulkan kembalinya retorika dalam bagian dari sistem pendidikan Australia. (Alx/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya