Liputan6.com, Damaskus - Presiden Suriah kembali melontarkan pernyataan mengejutkan. Dia menegaskan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat untuk membasmi kelompok teror ISIS sia-sia.
Dia menyebut, serangan ini bukan menghancurkan organisasi teror. Namun, malah menyebut hal tersebut sama saja mendukung aksi teroris dan membuat ISIS semakin kuat.
Baca Juga
"Sejak awal operasi (yang dipimpin AS) ini, jika kalian ingin jujur tanpa pilih kasih, sejak awal ISIS telah memperluas rekrutannya dari seluruh dunia," ujar Assad, seperti dikutip dari Sky News, Rabu (12/2/2015).
Advertisement
Selain mengeritik AS, Orang Nomor Satu di Suriah ini menyampaikan pujiannya kepada Rusia. Assad mengatakan negara mitra dekat Suriah itu telah mengambil langkah tepat dengan melancarkan serangannya ke wilayah yang dikuasai ISIS.
"Sejak Rusia melakukan operasi pertempuran serupa untuk membasmi teroris, ISIS mulai tenggelam begitu juga dengan kelompok Al-Nusra dan kelompok teror lain, ini realitas dan fakta sudah terungkap," papar Assad.
Perang Sipil Berakhir
Pada kesempatan itu, Assad juga angkat bicara terkait kapan perang saudara yang sudah menewaskan 200 ribu jiwa di Suriah berakhir. Dia menjelaskan, situasi sulit ini usai jika negara barat dan sekutu arabnya berhenti mendukung teroris.
"Itu bisa terjadi saat negara yang saya sebutkan, AS, Prancis, Inggris, Arab Saudi dan Qatar tak lagi mendukung teroris," jelas dia.
"Setelah itu terjadi, hari berikutnya pasti situasi akan lebih baik dan bulan-bulan berikut perdamain penuh di Suriah terwujud, jadi itu terjadi kala mereka berhenti," tegas Assad.
Sejak perang saudara pecah di Suriah, negara barat terang-terangan menginginkan Assad lengser dari jabatannya. Mereka menuduh situasi sulit dan mencekam di Suriah terjadi karena ulah Assad yang memerintah dengan tangan besi.
Baca Juga
Untuk menyingkirikan Assad, AS dan sekutunya sampai mendukung pemberontak untuk melawan Assad.
Aksi kekuatan barat dilawan oleh Assad. Beberapa kali Assad mengatakan tindakan negara Barat merupakan bentuk dukungan terhadap teroris.
Dia pun menegaskan tidak akan mundur dari jabatan Presiden Suriah. Hal ini karena dinilainya tak ada alasan tepat kenapa dirinya harus lengser dari jabatannya.
"Sekarang di tengah situasi perang, saya tidak akan mau berkata saya mundur, itu sama sekali tak beralasan," kata Assad.
"Ketika pemilu digelar, masyarakat Suriah bisa memilih apakah mereka menginginkan saya. Saya senang jadi Presiden, jadi ketika mereka sudah tidak menginginkan saya, dengan senang hati saya akan mundur tak ada masalah sama sekali," pungkasnya. (Ger/Ein)