Liputan6.com, New Zealand - Tuatara berwujud mirip kadal, namun sesungguhnya, mereka kerabat dekat dinosaurus. Mereka satu ordo dengan dinosaurus paruh bebek, dan satu-satunya spesies hewan purba yang yang masih ada.
Sejak 70 juta tahun lalu, spesies mereka sudah jadi langka, tak ada lagi Tuatara selain di New Zealand.
Baca Juga
Baru-baru ini, seekor Tuatara di penangkaran Kebun Binatang Chester, bertelur untuk pertama kalinya sejak 38 tahun.
Advertisement
Dikutip Independent, di penangkaran, amat sulit bagi tuatara berkembang biak. Hewan ini perlu 20 tahun untuk bisa kawin, dan hanya mampu bertelur setiap empat tahun sekali.
Bagaimanapun, setelah empat dasawarsa mencoba, seekor tuatara lahir setelah melalui masa inkubasi, 238 hari.
Baca Juga
"Saya punya karir panjang dan penuh kesan di kebun binatang. Salah satu pengalaman saya adalah menyaksikan kelahiran komodo, namun momen ini tidak terkalahkan," ungkap Isolde McGeorge, spesialis yang meng-klaim menjadi bidan tuatara pertama dari Inggris.
"Adalah salah satu mimpi saya untuk mengembangbiakkan tuatara, dan kita kini mencapainya setelah mengawasi telur ini sepanjang waktu," ujarnya lagi.
Menurut McGeorge, tuatara sangat sulit dikembangbiakkan, dan ia merasa tahu banyak mengenai hewan itu.
"Perlu kerja keras, melalui banyak momen penuh tekanan, dan terus mengubah kondisi tinggal hewan ini. Namun semua tak sia-sia," tambahnya.
Mata Ketiga
Walau tuatara mirip dengan kadal, mereka sesungguhnya berasal dari  reptil yang disebut ordo Rhynchocephalia. Kelompok itu dulunya sangat dominan, namun, semua sudah punah, kecuali tuatara.
Salah satu fitur unik yang dimiliki hewan ini adalah 'mata ketiga' yang ada di tengah dahi mereka. Walau memiliki retina, kornea, lensa dan saraf, 'mata' ini tak bisa digunakan untuk melihat.
"Tuatara hidup sebelum dinosaurus, bersama dinosaurus, dan bertahan setelah dinosaurus punah. Mereka fosil hidup dan keajaiban evolusi," ungkap McGeorge.
McGeorge hanya pernah menyaksikan pemasangan dua tuatara. Saat musim kawin, si betinanya menaikkan jengger mereka sementara pejantannya berjalan tegap bak tentara. Di Chester, pemasangan tuatara jantan si Pixie dengan betinanya si Mustard memerlukan waktu dua tahun sampai si betina menghasilkan dua buah telur.
Kehidupan Serba LambatÂ
Menurut McGeorge, hidup para tuatara serba lambat.
"Mereka tak pernah buru-buru, metabolisme mereka sangat lambat. Dalam satu menit, mereka hanya bernafas lima kali dan jantungnya berdegup lima sampai delapan kali. Mereka hanya bereproduksi setiap empat tahun, dan telurnya perlu dierami hampir setahun untuk menetas."
Ketika sudah dibuahi, tuatara betina bertelur di pasir jauh dari lubang tempat tinggalnya. Mereka hewan nokturnal, semua dilakukan di malam hari. Ini semakin menyulitkan, namun McGeorge berhasil menaruh kedua telur dalam inkubator di mana suhu bisa terus diatur sehingga bertahan di antara 18 sampai 22 derajat celcius.
Semalam sebelum telur menetas, McGeorge melihat ada cairan di cangkang salah satu telur, hari berikutnya, telur menetas.
"Saya menangis, saya betul-betul merasa gembira dengan apa yang sudah kami capai. Kini kami sudah memiliki faktor kunci, tantangannya adalah mengulang sukses dan melakukannya lagi dan lagi.
Bayi tuatara itu lahir di awal Desember lalu, namun kebun binatang Chester baru sekarang mempublikasikannya. Kebun binatang pun akan menjadi fokus dalam dokumenter Channer 4, The Secret Life of the Zoo.
Untuk si bayi tuatara, kebun binatang Chester menamakannya 'Isolde', atas nama depan McGeorge, walaupun ada kemungkinan si bayi ternyata laki-laki.Â
Selamat datang ke dunia!