Liputan6.com, Melbourne - Seiring berjalannya waktu, semakin terlihat bahwa manusia dan Orangutan memiliki banyak kesamaan. Salah satunya yaitu kesamaan dalam menyukai keunikan teknologi modern seperti video games.
Pusat penelitian Microsoft untuk antarmuka pengguna alam sosial dari Universitas Melbourne, Australia telah melakukan riset terhadap orangutan dengan memberikan fasilitas video game ‘Xbox’ untuk mereka gunakan sebagai instrumen berinteraksi.
Baca Juga
Seperti yang dilansir dari Huffingtonpost, para peneliti melakukan riset teknologi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan orangutan dalam berpikir dan bersosialisi selama di dalam penangkaran.
Advertisement
Malu, orangutan usia 12 tahun di kebun binatang kota Melbourne mendapatkan kesempatan untuk menjadi first tester atau mahluk selain manusia yang mencoba ‘Xbox Kinect game’ untuk pertama kalinya. ‘Xbox Kinect game’ menggunakan sensor gerak dan karena itu, instrumen tersebut dinilai cocok untuk mendukung proses primata itu mempelajari cara merespons layaknya manusia.
Kerjasama antara kebun binatang Melbourne, Victoria, Australia dan kelompok peneliti dari University of Melbourne dalam memberikan fasilitas video game 3D kepada Malu ternyata tidak sia-sia. Si orangutan terlihat senang dan mendalami permainan berupa video games yang menembakkan sensor cahaya atau laser berbentuk gambar dari alat projeksi.
Seperti yang diberitakan oleh abc.net.au, salah satu peneliti Marcus Carter menganggap riset ini sebagai hal yang revolusioner karena sebelumnya orangutan diberikan mainan anak kecil seperti tablet yang bersifat non-interaktif.
“Kapasitas mainan sangat kurang dari segi interaksi. Penjaga binatang harus membantu memegang tablet tersebut karena bisa saja patah terbelah dua apabila dipegang langsung oleh si orangutan,” Marcus menjelaskan.
“Kami berharap bisa melakukan sesuatu yang lebih untuk mereka dan karena itu kita rancan “intelligence projections” di mana sensor dari mesin Xbox tersebut dapat mendeteksi gerakan dan sentuhan tangan, kaki, hidung, selimut dan lainnya,” ia melanjutkan.
Dengan begitu, hewan asli Borneo itu akan dapat menyalurkan kemampuannya dalam berinteraksi melalui medium tersebut.
“Mereka memang awalnya sudah senang dengan keberadaan tablet sebagai mainan mereka, namun kita ingin memberikan sesuatu yang lebih. Sesuatu yang mereka bisa gunakan kapan saja mereka mau,” kata spesialis kesejahteraan hewan di kebun binatang tersebut, Dr. Sally Sherwen menuturkan kepada Dailymail pada 2 Januari lalu.