Sopir Bus Ini Jadi Manusia Pertama yang Tewas Dihujam Meteorit?

Seorang sopir bus di India diklaim oleh media lokal setempat sebagai orang pertama dalam sejarah yang terbunuh karena dihantam meteorit.

oleh Maria Flora diperbarui 09 Feb 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2016, 08:00 WIB
5 Hal Konyol yang Terjadi Jika Meteor Jatuh di Indonesia
Beberapa daerah di Indonesia pernah beberapa kali kejatuhan “disinggahi” meteor seperti di Sulawesi, Bali dan Jakarta.

Liputan6.com, Vellore - Seorang sopir bus di India diklaim oleh media lokal setempat sebagai orang pertama dalam sejarah yang terbunuh karena dihantam benda diduga meteorit.

Dilansir dari Daily Mail, Senin (8/2/2016), sang sopir berumur 40 tahun itu tengah istirahat minum air di dekat sebuah perguruan tinggi jurusan teknik di Distrik Vellore, negara bagian Tamil Nadu di India Selatan.

Ia sama sekali tak sadar bahaya yang mengancam dari atas. Hari itu, Sabtu 6 Februari 2016, batu angkasa tiba-tiba jatuh dekat tempatnya berdiri. Serpihannya mengenai tubuh korban.

Selain Kamaraj sang sopir, akibat ledakan tersebut juga melukai 2 orang lainnya, yaitu Sultan dan seorang mahasiswa semester 3 bernama Santosh (20) yang saat itu sedang berada di dekat tempat kejadian. (Ndtv.com)

"Kecelakaan itu terjadi kemarin, ketika sebuah meteorit jatuh di sebuah perguruan tinggi teknik swasta," kata seorang menteri di India, Jayalalithaa Jayaram.

Kepada New Indian Express, salah seorang saksi menjelaskan bagaimana si pengemudi langsung dilarikan ke rumah sakit setelah diduga terkena serpihan meteorit. Namun nyawanya tak berhasil diselamatkan karena keburu meninggal dalam perjalanan.

Hujan meteor leonids di tahun 2014. | via: Huffington Post

Selain sang sopir, akibat ledakan tersebut juga melukai 2 orang lainnya, yaitu Sultan dan seorang mahasiswa semester 3 bernama Santosh (20) yang saat itu sedang berada di dekat tempat kejadian. Keduanya sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pemerintah di Tirupattur.

Dilansir dari New Delhi Television Limited (NDTV) atau Ndtv.com, Senin (8/2/2016), jatuhnya serpihan batu tersebut terdengar seperti suara ledakan keras. Hingga membuat lubang besar di tanah dan membuat jendela bus dan beberapa bangunan di sekitarnya hancur berantakan.

Namun polisi setempat membantahnya dan menganggap laporan itu hanya rumor. Mereka mengatakan ledakan itu cuma dipicu oleh tongkat gelatin yang dibakar oleh 2 tukang kebun di perguruan tinggi tersebut, Sasikumar (42) dan Murali (26).

Sementara itu, sebagai kompensasi bagi keluarga yang tewas, Menteri Jayaram memberikan keluarga sang sopir sebesar US$ 1.400.

Belum ada manusia yang dilaporkan tewas akibat dampak langsung batu angkasa yang jatuh. Sebelumnya, pada 15 Februari 2013, meteorit meledak di langit Chelyabinsk. Lebih dari 1.000 orang terluka saat meteorit selebar 17 meter dengan berat 10.000 ton terbakar dan sebagian lolos dari atmosfer.

Sebagian besar orang yang cedera karena terkena pecahan kaca dan akibat gedung-gedung yang berguncang hebat.

Namun, sudah ada makhluk hidup yang jadi korban meteorit.

Pada 15 Oktober 1972 malam, seorang buruh tani di Trujillo, Venezuela, mendengar ledakan keras. Keesokan paginya, sebuah batu besar ditemukan menimpa seekor sapi yang mati. Leher dan tulang selangka binatang malang itu hancur.

Bertahun-tahun kemudian, ilmuwan menegaskan, batu yang kala itu dipakai untuk palang pintu, adalah meteorit.

Sejauh ini, itu adalah satu-satunya meteorit dalam sejarah yang diketahui bertanggungjawab atas kematian mahluk hidup.

Sekaligus, ia menjadi pertanda, bukan tak mungkin manusia mati akibat batu angkasa yang jatuh ke Bumi. 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya