Liputan6.com, London - Beberapa orang mengalami kecanduan terhadap sesuatu, seperti rokok atau bahkan alkohol. Walaupun para peneliti sudah membuktikan bahwa hal tersebut berbahaya tak hanya bagi tubuh namun juga orang lain, masih ada pihak yang tak menghiraukan ancaman itu.
Dalam sebuah studi, para peneliti membahas dan mengurutkan zat-zat yang paling adiktif -- menyebabkan ketagihan -- di dunia. Daftar tersebut diurutkan dari beberapa faktor, yaitu dari seberapa bahaya, nilai zat di pasaran, dan sejauh mana bahan tersebut dapat mengaktifkan sistem dopamin -- penghantar sinyal di otak yang salah satu fungsinya mengatur rasa senang.
Baca Juga
Selain itu, dapat juga dinilai dari bagaimana seseorang yang mengonsumsi zat tersebut memperoleh kesenangan, kecenderungan untuk memakai lagi, dan seberapa mudah menjadi ketagihan.
Advertisement
Mengingat beragamnya pandangan para peneliti dalam mengurutkan zat yang paling adiktif, maka sekelompok ahli dilibatkan untuk mengkaji hal itu.
Pada 2007, para peneliti tersebut, David Nutt dan rekan-rekannya, menemukan beberapa temuan menarik. Hal tersebut dilansir oleh Daily Mail pada Kamis (3/3/2016).
Nikotin hingga Alkohol
1. Nikotin
Nikotin adalah bahan utama penyebab ketagihan rokok. Ketika seseorang merokok, bahan itu secara cepat diserap oleh paru-paru dan disampaikan ke otak.
Nutt dan para ahli lainnya menempatkan niktoin (rokok) di urutan 12 dalam daftar zat-zat penyebab ketagihan. Ada beberapa alasan yang membuat mereka yakin bahwa nikotin adalah bahan yang mempunyai kekuatan besar.
Lebih dari dua pertiga orang Amerika yang pada awalnya mencoba merokok, dilaporkan menjadi ketergantungan selama hidup mereka.
Pada tahun 2002, WHO memperkirakan ada lebih dari 1 miliar perokok. Diperkirakan bahwa lintingan tembakau akan membunuh lebih dari 8 juta orang di tahun 2030.
Tikus yang diuji dengan nikotin yang dimasukkan ke dalam aliran darah mereka, menyebabkan kadar dopamin di otaknya meningkat sekitar 25 sampai 40 persen.
2. Kokain
Kokain secara langsung berhubungan dengan dopamin otak dan dapat mengubah pesan dari satu saraf ke yang lain. Secara singkat, kokain menghalangi neuron dalam mematikan sinyal dopamin dan menyebabkan aktivitas otak menjadi abnormal.
Dalam penelitian yang dilakukan pada hewan, kokain menyebabkan level dopamin meningkat tiga kali lebih tinggi dari kondisi normal.
Diperkirakan 14 hingga 20 juta orang menggunakan kokain dan di tahun 2009. Perdagangan zat adiktif tersebut mencapai angka Rp 984 miliar.
Crack Kokain --penggunaannya dengan cara dihisap--, menempati urutan ke tiga dalam daftar zat adiktif paling berbahaya. Sedangkan, kokain bubuk menempati posisi ke lima.
3. Alkohol
Walaupun minuman memabukkan itu legal di beberapa negara, alkohol menjadi bahan penyebab ketagihan kedua menurut Nutt dan para ahli lainnya.
Dari lab uji coba, hewan yang diberi alkohol, level dopamin di otaknya meningkat hingga 40 sampai 360 persen. Semakin hewan tersebut minum alkohol, level dopaminnya terus meningkat.
Sebanyak 22 persen dari orang yang pernah mengonsumsi alkohol akan mengalami ketergantungan pada saat-saat tertentu di hidupnya.
WHO memperkirakan bahwa 2 miliar orang mengonsumsi alkohol di tahun 2002 dan 3 juta orang meninggal karena kerusakan tubuh yang diakibatkan karena mengonsumsi minuman memabukkan itu.
Berdasarkan para ahli, alkohol juga masuk ke dalam daftar zat adiktif paling merusak.
Advertisement
Heroin dan Obat Penenang
4. Heroin
Nutt dan para ahli, mengungkapkan bahwa heroin menjadi zat yang paling menyebabkan ketagihan. Dalam satu percobaan yang menggunakan hewan, heroin adalah zat yang dapat menyebabkan level dopamin meningkat hingga 200 persen.
Heroin juga dikenal berbahaya. Hal itu disebabkan dosis yang dapat menyebabkan kematian hanya lima kali lebih besar dari kadar yang diperlukan seseorang untuk sampai pada titik 'tertinggi'.
Zat itu berada di ururtan kedua dari daftar zat paling menyebabkan ketagihan. Heroin menjadi bahan berbahaya dan dapat merusak penggunaannya maupun masyarakat.
Di tahun 2009, pasar candu ilegal, termasuk heroin, diperkirakan memperoleh keuntungan Rp 892,5 miliar di seluruh dunia.
5. Barbiturat (Obat penenang)
Barbiturat adalah obat yang pada awalnya digunakan untuk meredakan kecemasan atau gangguan tidur. Obat ini mengganggu sinyal kimia di otak dan menyebabkan beberapa wilayahnya menjadi non-aktif.
Dalam dosis rendah, barbituat menyebabkan euforia --perasaan nyaman atau gembira berlebihan. Namun, dalam dosis lebih tinggi obat tersebut dapat menyebabkan penggunanya meninggal karena zat yang dikandungnya dapat menekan pernapasan.
Ketergantungan barbituat menjadi hal yang umum karena obat ini mudah didapatkan. Namun penggunaan barbituat telah menurun secara dramatis karena telah terdapat obat lain yang menggantikan.
Kelompok ahli menilai barbiturat sebagai zat paling adiktif ke empat.
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.