Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo telah menunjuk Maha Abu-Shusheh sebagai Konsulat (konsul) Kehormatan RI di Ramallah, Palestina. Penunjukan perempuan asal Palestina tersebut menimbulkan pertanyaan besar.
Pertanyaan ini terkait apakah Maha Abu punya kemampuan dalam menjalankan misi perwakilan Indonesia di Palestina.
Baca Juga
Baca Juga
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir penunjukan Maha Abu memiliki latar belakang tersendiri. Perempuan berusia 54 tahun merupakan nama besar di Palestina dan memiliki pengaruh di dunia bisnis.
Advertisement
"Maha Abu itu pengusaha terkenal di Palestina," ucap pria yang kerap disapa Tata ini, di press briefing mingguan Kemlu, di Jakarta, Kamis (10/3/2016).
"Dia salah satu dari 100 orang berpengaruh di Timur Tengah. Dia juga wakil dari forum bisnis Palestina," tuturnya.
Tata menjelaskan, menjadi Konsul Kehormatan Indonesia di Palestina, Maha Abu akan mendapat tugas penting terkait bagaimana hubungan bilateral RI-Palestina bisa meningkat dari waktu ke waktu.
"Tugas di sana yang harus dilakukannya adalah meningkatkan kerja sama, ekonomi, sosial budaya, promosi investasi dan pariwisata serta perlindungan WNI," ujarnya.
Maha Abu diketahui lahir pada 1962. Sejumlah prestasi penting pernah dicetaknya.
Pada 2006 dan 2007 Maha Abu masuk dalam Top 50 Majalah Forbes Arabia’s sebagai pebisnis wanita paling berpengaruh. Ia juga menjabat sebagai Ketua Palestinian Business Women Forum.
Tak cuma itu, jabatan Presiden pada Board of Directors of Riwaq (membawahi isu perlindungan architectural heritage) juga dipegangnya. Jabatan lain yang juga diembannya adalah Ketua Palestinian Shippers Council, Anggota Palestinian Trade Center dan anggota berbagai organisasi sosial di Palestina, termasuk di bidang musik dan kesehatan.