Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI resmi menggandeng Pemerintah Inggris lewat British Council untuk melakukan pembinaan peneliti muda di Tanah Air.
Pembinaan tersebut akan dilakukan melalui kegiatan lomba karya ilimiah remaja (LKIR). Terbinanya kerjasama ini disambut baik Direktur Pendidikan dan Kemasyarakatan British Council Indonesia, Teresa Briks.
Briks menyebut, pembinaan yang dilakukan pihaknya akan melalui program newton fund. Dijelaskannya, kerjasama ini merupakan wujud nyata pengembangan budaya riset ilmiah pemuda dan remaja Indonesia.
Advertisement
"Kami memahami bahwa generasi muda merupakan potensi besar dalam pengembangan iptek suatu negara," sebut Briks di Kantor Pusat LIPI di Jakarta, Selasa (14/6/2016).
"Kami berharap melalui kemitraan yang kami bangun dapat menjadi wadah minat mereka dalam penelitian," tambah dia.
Menurut dia, ada banyak hal nyata yang dapat dilakukan peneliti muda Indonesia lakukan. Hal tersebut, bisa dimulai dengan memberi kontribusi demi kemajuan lingkungan sekitar.
"Mereka (peneliti muda) adalah generasi unggul yang mau dan mampu berpikir jauh ke depan dalam pemanfaatan iptek untuk berkontribusi langsung terhadap masyarakat," kata Briks.
Briks menambahkan, tugas membina peneliti remaja bukan cuma jadi tugas LIPI dan British Council. Oleh sebab itu, dia mendorong semua pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam melakukan pembinaan.
LKIR 2016
Senada Briks, Kepala LIPI Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain menyatakan, dirinya melihat kerjasama antara LIPI dan British Council juga disambut secara antusias para peneliti muda Indonesia.
Hal itu terlihat dari jumlah peserta yang semakin meningkat, dalam lombar LKIR yang diadakan sebagai perwujudan nyata pembinaan tersebut.
Jika pada 2015 jumlah proposal karya ilmiah yang masuk untuk berlomba di LKIR ada 2.041 proposal, maka di tahun ini, sebanyak 3.023 proposal yang masuk. Lebih membanggakan lagi, sebanyak 56 di antaranya sudah diputuskan untuk dibahas dan dievaluasi pakar terkait.
Iskandar mengatakan, hal yang makin menggembirakannya adalah terlaksananya on site monotoring bagi proposal terbimbing. Menurut dia, kegiatan itu menunjukan adanya dialog aktif di tengah bimbingan antara para Peneliti LIPI, Akademisi dengan para peniliti remaja Indonesia.
"Ajang mentoring tersebut merupakan salah satu bentuk kontribusi dan komunikasi ilmiah, kepada masyarakat guna menganalisa masalah fenomena sekitar," ucap Iskandar.
"Saya berharap bimbingan tersebut tidak hanya bersifat substansif, tetapi juga dapat menginspirasi remaja untuk melalukan penelitian lanjut atau menjadi peneliti di kemudian hari," tutup Iskandar.