Liputan6.com, London - Pada 2015, dunia netizen terbelah dua karena sebuah 'pakaian' dengan warna saru yang menimbulkan pendapat yang berseberangan. Waktu itu, ada pihak yang mengatakan pakaian itu berwarna hitam atau biru dengan kombinasi emas atau putih.
Setahun kemudian, sebuah jaket Adidas mengundang kehebohan serupa. Sejumlah orang menyebut kombinasi warna biru-putih, sedangkan pihak lain menyebutnya hijau-emas, hitam-coklat, dan hijau-coklat.Â
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
Sekarang ini, seperti dikutip dari Daily Mail pada Selasa (21/6/2016), muncul lagi suatu warna yang diduga akan membangkitkan frustrasi para netizen. Lagi-lagi, terbukti bahwa persepsi warna berbeda pada tiap orang.
Optical Express melakukan survei bagi masyarakat Inggris tentang tugas sederhana untuk menjelaskan semburat biru dan hijau sebagai bagian dari penelitian tentang persepsi kita akan warna.
Ketika ditanya tentang warna yang dimaksud, 64 persen penjawab mengatakan bahwa warna itu adalah hijau. Di lain pihak, sekitar 32 persen mengatakan bahwa warnanya adalah biru.
Mengapa Orang Melihat Warna Secara Berbeda?
Stephen Hannan, Clinical Services Director untuk Optical Express menjelaskan fenomena tadi kepada Daily Mail.
Menurut Hannan, setiap manusia adalah unik, sehingga otak manusia memproses informasi secara berbeda. Tergantung bagaimana orang menafsirkan warna, suatu warna yang dilihat seseorang belum tentu sama dalam pandangan orang lain.
Cahaya dari luar memasuki mata manusia dan mendarat pada retina, yaitu jaringan peka cahaya yang ada di bagian belakang mata.
Cahaya itu kemudian diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang merambat dari syaraf penglihatan menuju bagian korteks visual pada otak kita. Otak membuat tafsiran khas terhadap sinyal-sinyal listrik ini.
Jadi jangan heran kalau banyak penjawab yang kemudian mengganti pendapat mereka ketika melihat warna yang ditanyakan saat diapit oleh dua jenis warna biru.
Ternyata, kita memandang warna suatu benda berdasarkan perbandingan dengan warna sekitarnya, bukan pada warna yang diamati itu sendiri.
Menebak pandangan berwarna merupakan satu dari sekian banyaknya yang dapat dilakukan sewaktu melakukan uji rutin pada mata kita. Mungkin saja keadaan buta warna tidak terdeteksi, tergantung keparahannya.
Kondisi-kondisi pandangan mata yang dikenal sebagai protanomali, deuteranomali, dan tritanomali berkisar mulai dari sekedar tidak nyaman hingga lumayan berbahaya sehingga kerap menghambat seseorang meneruskan suatu karir tertentu.
Jadi, jika ada keraguan tentang persepsi warna, ada baiknya orang segera memeriksakan diri ke dokter mata.
Advertisement