Menlu Retno Benarkan Ada Penyanderaan WNI ABK di Filipina Selatan

Dari 13 WNI ABK, 7 di antaranya disandera kelompok bersenjata sementara 6 dibebaskan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 24 Jun 2016, 10:02 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 10:02 WIB
20160513- Menlu Retno Serahkan 4 ABK Sandera Kepada Keluarga-Jakarta- Johan Tallo
Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan pers saat acara serah terima ABK yang berhasil diselamatkan dari Abu Sayyaf kepada pihak keluarga di di Gedung Pancasila, Jakarta, Jumat (13/5). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Penyanderaan terhadap WNI di perairan Filipina Selatan kembali terjadi. Penculikan ini merupakan yang ke-3 dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta.

"Pada 23 Juni 2016, kami dapat konfirmasi telah terjadi penyanderaan anak buah kapal (ABK) tug boat Charels 001 Ting dan tongkang Roby 152," ucap Menlu di kantornya, Jumat, (24/6/2016)

Saat penyanderaan, terdapat 13 orang ABK. Namun, tidak semua awak diculik kelompok bersenjata itu.

"Saat sandera kapal, mereka membawa 13 orang, namun hanya 7 disandera sementara 6 dibebaskan," tegas Retno.

Sebelumnya, kabar penyanderaan ABK WNI ini disangkal oleh Indonesia, termasuk oleh Wapres Jusuf Kalla.

Pria yang akrab disapa JK itu bahkan sudah mendengar langsung informasi dari Kedutaan Besar Indonesia di Manila, Filipina.

"Enggak ada penyanderaan. Tadi saya baca laporan kedutaan kita di Manila," ujar JK di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada Kamis 23 Juni malam.

Dugaan adanya penyanderaan ini berawal dari pengakuan istri salah satu ABK tug boat Charles bernama Ismail pada pada pukul 11.03 Wita. Dia mengaku mendapat kabar langsung dari suaminya yang mengatakan tengah disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.

Kabar itu disampaikan melalui telepon. Ismail bercerita bahwa tawanan dibagi menjadi dua kelompok.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya