Liputan6.com, Ottawa - Warga negara Kanada kedua yang menjadi sandera Abu Sayyaf, Robert Hall, dikonfirmasi telah tewas dipenggal kelompok itu. Hal itu dibenarkan oleh Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau.
Trudeau juga mengecam kebrutalan kelompok Abu Sayyaf terhadap warga negaranya yang sebelumnya telah diculik dan dijadikan sandera untuk dimintai uang tebusan.
Baca Juga
"Peristiwa ini membawa kesedihan paling mendalam semenjak saya mengetahui bahwa warga negara kita, Robert Hall, yang dijadikan sandera di Filipina semenjak 21 September 2015, telah tewas di tangan penculiknya," kata Trudeau seperti dilansir dari Global News, Selasa (14/3/2016).
Advertisement
"Sejauh ini pihak otoritas Kanada telah bekerja sama dengan pemerintah Filipina, untuk mengonfirmasi secara formal kematian Hall," imbuh Trudeau.
Baca Juga
PM Trudeau juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Hall dan mengutuk pembunuhan itu, "dingin dan tak berhati nurani."
"Kita telah kehilangan dua warga negara Kanada secara tragis, para teroris itu makin biadab mencari uang untuk berbuat kekerasan lagi. Kanada tidak akan terpedaya dengan ancaman mereka yang telah menyakiti sesama manusia," ujar Trudeau.
"Ini sebabnya, kenapa pemerintah Kanada tidak akan dan tidak bakal membayar uang tebusan sandera kelompok teroris," tegasnya.
Sementara itu, pemerintah Filipina mengonfirmasi kematian WN Kanada oleh Abu Sayyaf.Â
"Kami jelas mengecam pembunuhan brutal dan tak berhati nurani kepada Robert Hall, warga Kanada, yang sebelumnya diculik oleh Abu Sayyaf di Sulu 9 bulan lalu," tulis pernyataan Presiden Benigno Aquino.Â
Kelompok teroris Abu Sayyaf telah menentukan deadline pukul 15.00 waktu setempat pada 13 Juni 2016 untuk 3 orang sisa sandera, termasuk Hall.
Ia diculik di Filipina bersama WN Norweigia, Kjartan Sekkingstad, wanita WN Filipina Maritess Flor, dan WN Kanada lainnya, John Ridsel yang telah terlebih dahulu dipenggal kepalanya pada April lalu.
Abu Sayyaf telah meminta 300 peso atau sekitar US$8,1 juta untuk tiap kepala warga asing.
Robert Hall berusia 50 tahun, lahir di Calgary, Kanada. Ia bekerja sebagai agen asuransi, dan pengeboran. Hall memiliki cita-cita dalam hidupnya, berlayar dari British Columbia ke Filipina. Namun, kandas karena penculikan yang membawanya kepada kematian.
"Ia seorang petualangan," kata ibu tirinya, Catherine Dafoe Hall. "Ia selalu ingin mencari yang baru dan baru lagi."
Menurut sejumlah laporan, Hall sesampai di Filipina akan melanjutkan perjalanan ke Thailand.
Hall tampil terakhir kali pada bulan Mei di sebuah video yang direkam oleh Abu Sayyaf.
Dalam rekaman itu, ia meminta pemerintah Kanada dan Filipina untuk menyelamatkan nyawanya dan sandera lainnya.
"Saya mohon kepada keluarga, pemerintah Kanada dan Filipinna, tolong saya," kata Hall dalam rekamann itu.
Abu Sayyaf adalah kelompok teroris yang kerap menggunakan kekerasan. Tak segan menculik dan membunuh. Diduga mereka berbaiat kepada ISIS.