Liputan6.com, New York - Dewasa ini, ketika mendengar Auschwitz langsung mengingatkan kita pada peristiwa Holocaust. Tempat itu seolah menjadi lambang kekejian luar biasa yang pernah dilakukan oleh Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Dikutip dari War History Online pada Jumat (24/6/2016), kamp konsentrasi itu sekarang masuk dalam Warisan Dunia UNESCO dan museum negara. Wisatawan yang berkunjunga ke tempat itu dapat mencapai 1,5 juta orang per tahunnya.Â
Baca Juga
Ternyata, ada 5 hal yang jarang diketahui tentang kamp konsentrasi ini:
Advertisement
1. Auschwitz sebenarnya terdiri dari 3 kamp, Auschwitz I, Auschwitz II-Birkenau, dan Auschwitz III-Monowitz
Awalnya didirikan Auschwitz I, yang menjadi kamp utama. Kompleks ini terdiri dari 16 barak tua tentara. Kepala Schutztaffel (SS) Heinrich Himmler, menyetujui penggunaan sebagai kamp konsentrasi pada April 1940.
Pada awalnya, kamp ini ditujukan untuk membui para tahanan politik. Dalam perkembangannya tempat ini menjadi pusat administrasi dan tempat keberadaan ruang pembantaian Blok 11.
Auschwitz II-Birkenau mulai dibangun pada 1941 untuk mengurangi kepadatan kamp utama dan dimaksudkan untuk menampung 50 ribu tahanan politik yang dijadikan buruh paksa. Belakangan, jumlah tahanan mencapai 200 ribu orang.
Sekitar 10 ribu tahanan perang Soviet tiba pada Oktober 1941 di kamp utama, lalu tinggal tersisa 945 orang ketika dipindah ke Birkenau pada Maret 1942.
Birkenau dialih fungsi menjadi kamp pemusnahan dengan 2 kamar gas untuk pembunuhan massal hingga awal 1943. Lalu Nazi menambah kapasitas dengan adanya Birkenau Krematorium II yang dilengkapi dengan pintu kedap, saluran gas Zyklon dan perangkat ventilasi.
Pada Juni 1943, ada 4 krematorium fungsional di Birkenau.
Kamp Monowitz didirikan sebagai perumahan para pekerja pabrik kimia di kawasan, IG Farben, yang membuat karet sintetis bernama Buna. Para pekerja tadinya tinggal di kamp utama dan harus berjalan ke pabrik, tapi tidak efisien.
Monowitz mulai menampung tahanan sejak 30 Oktober 1942. Kamp ini adalah yang pertama kalinya dibiayai dan dibangun oleh industri swasta.
Pabrik itu tadinya memiliki 35 ribu tahanan sebagai pekerjanya, tapi sekitar 25 ribu orang meninggal karena kurang gizi, penyakit, dan beban kerja.
Para manajer menakuti-nakuti bahwa mereka akan mengirim pekerja ke Birkenau jika produktivitas tidak ditingkatkan. Pemindahan karyawan ke Monowitz mengurangi seperlima penghuni setiap bulannya.
Para tahanan rata-rata hanya bertahan 3 bulan. Produksi pabrik ditunda karena kekurangan tenaga kerja dan pasokan. Ketika akan mulai lagi, pasukan Soviet mendudukinya pada 1945.
2. Ada pemberontakan pada 1944 yang sampai menghancurkan satu krematorium gas
Kesatuan Sonderkommando yang berada di dalam kamp ditugaskan untuk melalukan pemusnahan massal sesama tahanan. Mereka bekerja di dalam kamar-kamar gas dan usia tugas mereka pun singkat karena sekaligus menjadi saksi pembantaian.
Tugas pertama kesatuan Sonderkommando adalah menyingkirkan mayat-mayat unit sonderkommando sebelumnya. Kebanyakan adalah tahanan yang baru tiba, sehingga tugas ke dua adalah membinasakan para kerabat sendiri.
Pada 7 Oktober 1944, Sonderkommando Birkenau mendengar bahwa mereka akan 'dipindahkan ke kamp lain', suatu istilah untuk pembunuhan para tahanan. Oleh karena itu, Sonderkommando memberontak dan menyerang para pengawal SS dengan batu, kapak, dan granat buatan.
Pasukan SS menggunakan senapan mesin untuk menyerang para tahanan. Beberapa anggota Sonderkommando di Krematorium II juga ikut memberontak dan ada beberapa yang berhasil melarikan diri.
Ada 3 orang penjaga SS yang dibunuh, salah satunya dibakar hidup-hidup dalam oven krematorium. Sekitar 250 sonderkommando tewas. Ratusan tahanan melarikan diri, tapi semuanya tertangkap lagi dan dihukum mati. Krematorium IV hancur dalam kerusuhan itu.
Ratusan Kali Upaya Melarikan Diri
3. Ada ratusan kali upaya melarikan diri dan hampir 150 orang berhasil kabur
Hukuman bagi percobaan melarikan diri adalah kematian karena kelaparan. Keluarga tahanan yang kabur ditangkap dan diseret ke muka umum untuk menjadi peringatan bagi yang lain.
Ketika ada tahanan yang melarikan diri, pengawal SS secara acak memilih 10 orang dari blok tahanan sang pelarian untuk dihukum kelaparan sampai mati. Tapi hal ini tidak menghentikan 800 percobaan kabur dari kamp. Namun yang berhasil hanya 144 upaya pelarian.
Kisah pelarian yang cukup terkenal dilakukan oleh 4 tahanan Polandia yang membobol gudang dan menyamar sebagai anggota SS, mencuri sejumlah senjata dan mobil dinas, lalu mengemudi keluar penjara tanpa hambatan melewati gerbang utama pada 20 Juni 1942.
Pada Juni 1944, terdapat pasangan yang mencoba kabur dengan mengunakan seragam curian, namun tertangkap lagi dan dihukum mati.
Namun pada 21 Juli 1944, seorang tahanan dengan pakaian SS menggunakan kartu palsu dan berhasil kabur dari kamp bersama dengan pacarnya.
4. Dua tahanan Auschwitz belakangan mendapat status orang suci dari Gereja Katholik
Maximilian Kolbe adalah seorang biarawan Polandia yang mengalami kerja paksa di Auschwitz sejak 28 Mei 1941. Selama dalam tahanan, ia terus menjadi imam dan kerap dihajar serta dicambuki hingga sempat harus diselundupkan ke rumah sakit penjara.
Pada Juli 1941, ada 3 tahanan yang melarikan diri dan wakil komandan kamp memilih 10 orang untuk dipaksa kelaparan di bunker bawah tanah di Blok 11. Seorang di antaranya berteriak, "Istriku! Anak-anakku!"
Kolbe kemudian mengajukan diri menggantikan orang itu. Seorang saksi mata melihat Kolbe memimpin doa bersama para tahanan. Ketika diperiksa, ia berdiri atau berlutut di tengah sel tahanannya.
Setelah dehidrasi dan kelaparan selama 2 minggu, hanya Kolbe yang masih bertahan hidup. Para penjaga memerlukan ruang itu sehingga membunuh Kolbe dengan suntikan maut.
Paus Yohanes Paulus II meresmikan Kolbe sebagai orang suci pada 10 Oktober 1982. Ia menjadi pelindung para penagih narkoba, tahanan politik, jurnalis, dan pegiat pendukung kehidupan. Paus menjulukinya 'Orang Suci Pelindung di Abad yang Sulit'.
Edith Stein adalah seorang ahli filsasat Yahudi Jerman yang menjadi Katholik pada 1922. Ia mengabdikan diri menjadi biarawati Discalded Carmelit.
Pada 1938, ia dan saudara perempuannya dikirim ke biara di Belanda karena keselamatan mereka terancam, tapi tertangkap pada 2 Agustus 1942, lalu dipenjara di Amersfoort dan Westerbrook.
Seorang petugas di Westerbrook terkesan melihat iman dan ketenangan sang biarawati sehingga menawarkan rencana pelarian diri.
Ia menolak bantuan ini, katanya, "Jika ada orang yang turut campur pada tahap ini dan mengambil kesempatan untuk berbagi nasib dengan saudara saya lelaki dan perempuan, sungguh suatu kesia-siaan."
Edith terbunuh dalam kamar gas Birkenau pada 9 Agustus. Ia diresmikan menjadi orang suci pada 11 Oktober 1998 dan menjadi martir dalam Gereja Katholik.
5. Ada sekitar 50 sub-kamp di Auschwitz
Selain 3 kamp besar yang disebutkan di awal tulisan, Auschwitz memiliki 44 sub-kamp dalam bentuk peternakan, industri, dan sejumlah fungsi lainnya. Yang terkecil adalah Kattowitz berisi 10 tahanan dan yang terbesar adalah Neu-Dachs dengan 3500 tahanan.
Kebanyakan sub-kamp kecil ini adalah tempat tinggal para pekerja agar dekat dengan tempat kerjanya, walau ada juga yang terkait dengan penelitian yang dilakukan SS. Sejumlah sub-kamp merupakan milik perusahaan swasta semisal IG Farben dan Siemens.
Kebanyakan sub-kamp hanya berusia beberapa bulan, karena difungsikan untuk keperluan tertentu yang dekat dengan tempat tinggal para tahanan. Namun ada juga beberapa sub-kamp yang beroperasi cukup lama.
Advertisement