Liputan6.com, Washington, DC - Dalam pemilu presiden Amerika Serikat (AS) 2016, garis antara teori pinggiran dan materi pidato unggul seringkali kabur. Inilah yang ditunjukkan calon presiden asal Partai Republik, Donald Trump.
Laporan BBC, Selasa (16/8/2016) memuat bagaimana miliarder AS itu secara gamblang menyerang rivalnya, Hillary Clinton, tanpa menyertakan bukti. Pernyataannya bahkan hanya didasarkan pada "obrolan" di media sosial.
Baca Juga
Kali ini isu kesehatan Hillary yang 'digugat'Â Trump. "Hillary tidak memiliki stamina mental dan fisik untuk menumpas ISIS dan semua musuh yang dihadapi AS," tuduh suami dari Melania itu dalam sebuah kesempatan di Ohio pada Senin 15 Agustus kemarin.
Advertisement
Secara usia, sang taipan properti diketahui lebih tua dua tahun dibanding rivalnya. Trump diketahui berusia 70 tahun sementara Hillary 68 tahun.
Isu terkait kesehatan Hillary ini berhembus pada awal musim panas lalu. Ketika itu tagar #HillaryHealth mulai ramai di Twitter.
Lalu pada 4 Agustus, situs Infowars yang dioperasikan oleh ahli teori konspirasi konservatif, Alex Jones, mempublikasi cerita tentang kondisi kesehatan capres asal Demokrat yang buruk. Dalam artikelnya ia menyertakan sebuah rekaman di mana Hillary tengah bercanda dengan seorang wartawan pada Juni lalu.
Dalam satu kesempatan Hillary mengatakan, "Saya bahkan mengalami kejang di depan publik,". Penulis kolom, Lisa Lerer menanggapi serius candaan itu dengan mengungkapkan, "Saya melihatnya sebagai ketidakinginan untuk memberikan jawaban yang jujur, sementara mereka menganggapnya kejang".
Pada 7 Agustus, blogger konservatif, Matt Drudge, memosting foto di mana Hillary tengah dibantu pengawalnya menaiki tangga setelah sebelumnya ia sempat tergelincir. Foto bertajuk, "Hillary Menaklukkan Tangga" itu dinilai merupakan upaya Drudge menggiring opini publik untuk mempertanyakan kondisi kesehatan mantan ibu negara AS tersebut.
Foto itu kabarnya diambil pada Februari lalu dan laporan yang beredar saat itu menyebutkan ia tak mengalami cedera. Namun Infowars lagi-lagi memicu kontroversi dengan mengklaim bahwa pengawal yang membantunya itu sebenarnya seorang dokter yang akan mengobati penyakit kejang Hillary.
Lalu pada 8 Agustus, tabloid The National Enquirer, yang secara gamblang mendukung Trump memuat artikel berjudul, "Rahasia Krisis Kesehatan Hillary Clinton". Presenter Fox News, Sean Hannity juga menyinggung isu kesehatan Hillary dengan menyebut bahwa capres perempuan AS itu menderita kejang.
Tak lupa, Hannity memuat klip yang pernah di-posting Jones sebelumnya di Infowars. Sementara faktanya, tak pernah ada konfirmasi terkait hal ini.
Klaim tentang buruknya kesehatan Hillary juga pernah disampaikan pendukung Trump, Jeffrey Lord, kepada CNN.
Demi memperjelas kesimpangsiuran yang terjadi, CNN dan the Washington Post mendesak agar Hannity dan Infowars menghilangkan prasangka tersebut.
Oleh wartawan CNN, Brian Stelter, tuduhan Hannity dan Infowars itu bahkan disebut sembrono. Karena dilayangkan tanpa bukti.
Pernyataan-pernyataan tak mendasar inilah yang lantas digunakan Trump untuk menyerang pesaingnya itu. Sementara hingga saat ini belum ada konfirmasi yang dilakukan.
BBC menyebutkan sebagian besar laporan terbaru tentang kesehatan Hillary menegaskan bahwa ia belum pulih dari pembekuan darah yang dialaminya pada 2012. Namun tak dijelaskan lebih lanjut bagaimana persisnya kondisi sang capres.
Sementara itu dokter pribadi Hillary, Lisa Bardack, mengatakan, ia telah sepenuhnya pulih pasca-operasi. "Ia dalam kondisi fisik yang sangat baik dan fit untuk menjalani tugas sebagai presiden Amerika Serikat," tegas Bardack dalam sebuah surat yang disertai dengan hasil tes.