Fakta di Balik Nibiru, Blood Moon, dan 'Kiamat' September 2016

Sudah lama Nibiru dituduh jadi biang keladi terjadinya kiamat. Kini, Planet X dihubung-hubungkan dengan fenomena bulan merah darah.

oleh Citra Dewi diperbarui 24 Agu 2016, 19:11 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2016, 19:11 WIB
Bumi
Penampakan Bumi dilihat dari angkasa luar (apod.nasa.gov)

Liputan6.com, Mountain View - Sudah lama Nibiru dituduh jadi biang keladi terjadinya kiamat. Konon, objek yang disebut juga sebagai 'Planet X' itu akan menabruk Bumi.

Akibatnya, ia akan menghentikan rotasi, membalik kutub utara ke selatan, mengganggu inti planet ini, membuat kerak Bumi guncang, dan akhirnya menyudahi peradaban umat manusia.

Seperti dikutip dari Metro, penulis Zecharia Sitchin kali pertama menulis Nibiru dalam bukunya 'The 12th Planet' yang rilis pada 1976 lalu. Konon, planet itu dihuni alien cerdas, Annunaki -- yang kata dia, menciptakan ras manusia. 

Dan, adalah Nancy Lieder yang mencetuskan Nibiru sebagai pemicu malapetaka pada tahun 1995. Ia mengaku tahu keberadaan planet yang besarnya 4 kali Bumi itu dari makhluk ekstraterestrial di sistem Zeta Reticuli.

Ramalan pertamanya bahwa 'akhir dunia' pada 2003 gagal total, kemudian dimundurkan pada 2010, lagi-lagi keliru. Di tengah maraknya isu kiamat Suku Maya Nibiru kembali tenar. Namun ketika tak ada apapun yang terjadi pada 21 Desember 2012, ia kembali terlupakan.

Belakangan, isu terjadinya kiamat yang dipicu Nibiru kembali mengemuka -- setelah desas-desus 'kiamat' 29 Juli palsu belaka. Kali ini para pencetus teori konspirasi mengaitkan Planet X tersebut -- yang konon makin mendekati Bumi -- dengan fenomena "blood-moon" atau bulan merah darah yang terjadi pada 2016 ini.

Sebuah saluran situs berbagi video mengklaim, penampakan Nibiru yang berada di samping blood moon telah tertangkap kamera untuk pertama kalinya di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Rekaman itu mengklaim, Nibiru lah yang sesungguhnya menyebabkan Bulan berubah warna menjadi merah -- yang membuat fenomena blood moon, yang sejatinya jarang, berulang beberapa kali tahun 2016 ini.

"(Video) ini akan menunjukkan bagaimana Bulan dapat berubah menjadi merah darah...ini terjadi karena planet Nibiru ada di sebelahnya dan merefleksikan bayangan merah darahnya pada rembulan," ujar narator.

Sebenarnya gambar serupa, di mana tampak sebuah titik di samping Bulan, sudah pernah diabadikan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena flare atau suar lensa yang menyebabkan Bulan memiliki refleksi pada gambar.

Namun, narator video mengklaim bahwa gambar tersebut berbeda. Ia pun melanjutkan, penduduk Bumi tak memiliki banyak waktu lagi.

Pencetus teori konspirasi menyebut cahaya di samping

"Aku rasa ini waktu kita untuk bersiap-siap....jika kita melihat blood moon lain, maka aku harus mengatakan Nibiru datang mendekati kita, dan sekarang adalah waktu untuk mulai mempersiapkan diri," tambah narator. "Aku tak tahu berapa banyak waktu yang kita miliki."

Kelompok pengunggah video mengklaim, pemerintah sejumlah negara mengetahui bahwa akhir dunia tinggal sebentar lagi. "Namun mereka merahasiakannya."

Benarkah isu kiamat itu? Tentu saja tidak.

Fakta Imiah Tentang Nibiru atau Planet X

Beberapa bulan lalu, peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) mengklaim menemukan eksistensi 'Planet Nine' atau juga disebut Planet X.

Profesor astronomi Caltech, Mike Brown, yang terkenal sebagai 'pembunuh Pluto' (Pluto Killer) dan koleganya, Konstantin Batygin, mengumumkan temuan itu di Astronomical Journal.

 

Teka-teki Planet X (www.americaspace.com)

Benda astronomi itu diperkirakan memiliki massa 10 kali Bumi dan mengorbit Matahari 20 kali lebih jauh dari Neptunus. Planet tersebut diduga membutuhkan waktu 10 ribu sampai 20 ribu tahun.

Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada manusia yang benar-benar melihat langsung Planet X atau juga disebut Planet Nine, baik melalui teleskop maupun metode lain.

Di lain pihak, NASA belum mengonfirmasi keberadaan planet tersebut. Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut menyebut 'Planet Nine' sebagai 'Planet X'.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan yakin bahwa apa yang kita sebut sebagai 'Planet X' benar adanya," kata pejabat NASA, Jim Green.

Tanggapan NASA

Tak hanya di tahun 2016, pada 2011, 2012, dan 2015 terdapat berbagai isu yang mengatakan bahwa Nibiru akan menghantam Bumi dan memusnahkan umat manusia. Jutaan orang pun menyaksikan video maupun website yang mengklaim mampu menjelaskan peristiwa itu secara ilmiah.

Fenomena itu turut disorot oleh astronom sekaligus ilmuwan senior NASA, David Morrison. Ia memperkirakan sekitar dua juta orang mendiskusikan isu tersebut di dunia maya.

Sebagai ilmuwan yang dianggap mengerti tentang kebenaran isu tersebut, ia mengaku menerima sekitar lima e-mail yang menanyankan tentang Nibiru setiap harinya, tak hanya oleh orang dewasa, namun juga anak-anak.

"Setidaknya sekali dalam seminggu aku menerima e-mail dari anak-anak -- berusia 11 tahun -- yang mengatakan bahwa mereka sakit atau berpikir akan bunuh diri karena kedatangan kiamat," ujar Morrison.

Menurutnya, isu kiamat itu sendiri terus tersebar karena orang-orang belum mengetahui secara pasti tentang Nibiru. Hingga berita ini diturunkan, belum adalah planet besar yang diklaim sebagai Nibiru ditemukan mengorbit di luar tata surya kita.

Ia pun menjelaskan fakta sesungguhnya di balik kiamat Nibiru yang isunya marak beredar pada 2011. Pada saat itu, para pencetus teori konspirasi menyebut komet kecil bernama Elenin, yang melewati Bumi dalam jarak terdekatnya, sebagai Nibiru. Padahal, para ilmuwan mengatakan bahwa lintasan Elenin 100 kali lebih jauh dari jarah Bumi ke Bulan.

"Faktanya, orang-orang ini (pencetus teori konspirasi) selalu mengubah cerita mereka," tulis Morrison seperti dikutip dari Solar System Exploration Research Virtual Institute milik NASA, pada Rabu (24/8/2016).

Komet Elenin (NASA)

Morrison juga memberikan sejumlah saran bagi mereka yang tertarik dengan astronomi atau yang khawatir tentang adanya hantaman dari planet lain.

"Jika (cerita) itu benar, maka akan dimuat di media, tak hanya diposting di website. Lebih jauh lagi, tak semua orang yang menjelaskan hal tersebut merupakan ilmuwan atau pegawai NASA," ujarnya.

Menurut Morrison, konspirasi Nibiru sangat tak masuk akal sehingga membuatnya bertanya-tanya apakah orang yang turut menyebarkan isu itu percaya dengan hal tersebut.

Ilustrasi kiamat (manataka.org)

Karena banyak website menjual buku yang mengulas tentang Nibiru, kaset, bahkan alat untuk bertahan hidup, Morrison berpikir bahwa sejumlah pihak sengaja mengambil keuntungan dari orang-orang yang tak bisa membedakan mana sumber kredibel degan yang aneh.

"Hal ini terutama menjadi masalah bagi anak muda, dan mengapa saya begitu marah pada mereka yang menargetkan anak-anak," ujarnya.

Kalau Nibiru atau 'planet liar' lain benar, maka para astronom pasti telah melacak keberadaannya setidaknya dalam beberapa dekade belakangan. Dan pasti saat ini keberadaan mereka akan terlihat dengan mata telanjang. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya