Menlu Inggris: Hanya Ada Satu Negara yang Bisa Hentikan Korut

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson buka suara soal negara yang dapat menghentikan Korea Utara dalam melakukan uji coba nuklir.

oleh Citra Dewi diperbarui 10 Sep 2016, 13:04 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2016, 13:04 WIB
20160825-Rudal-Balistik-Korea-Utara-Kim-Jong-un-AFP-Reuters
Pemimpin Korut, Kim Jong-un bersama pasukannya melihat monitor saat tes tembakan rudal balistik dari kapal selam, Pyongyang (25/8). Peluncuran rudal disinyalir sebagai bentuk protes atas latihan militer gabungan Korsel-AS. (REUTERS/KCNA)

Liputan6.com, London - Korea Utara kembali melakukan uji coba nuklir yang kelima pada Jumat, 10 September 2016. Akibat aktivitas itu, sejumlah lembaga pemantau gempa mencatat adanya getaran seismik berkekuatan 5,3 Skala Richter (SR) di negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut.

Walaupun kerap kali mendapat kecaman, tampaknya Korut tak akan menghentikan aktivitas uji coba nuklir maupun rudal balistik dalam waktu dekat.

Bahkan, beberapa hari lalu Kim Jong-un memerintahkan pihak militer untuk terus membangun kekuatan nuklir. Pernyataan itu diucapkan setelah Korut kembali melakukan uji coba rudal pada 6 September lalu.

Menanggapi serangkaian aktivitas mengkhawatirkan yang dilakukan Korut, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan, hanya China yang dapat menghentikan Korea Utara dalam melakukan uji coba nuklir.

Pernyataan itu disampaikan Johnson, setelah Korut melangsungkan uji coba nuklir terbesarnya pada Jumat lalu. Dikutip dari Independent, Sabtu (10/9/2016), ia mengakui bahwa strategi yang saat ini digunakan untuk membatasi Kim Jong-un tak berhasil.

"Ini merupakan masalah kronis dan serius," ujar Johnson dalam sebuah konferensi pers setelah mengadakan pembicaraan dengan Menlu Australia Julie Bishop.

"Mengkhawatirkan bahwa Korea Utara memiliki akses yang makin baik untuk meningkatkan teknologinya, dan kita harus berpikir bagaimana cara menyesuaikan respons dan apa reaksi tepat untuk menanggapi hal tersebut," kata Menlu Inggris.

Petugas Pusat Pemantauan Gempa dan Gunung Api Korsel menunjukkan titik gempa yang terjadi di Korut, Jumat (9/9). Akibat ledakan ini mengakibatkan gempa berkekuatan 5 skala richter di Korea Utara. (REUTERS/ Kim Hong-Ji)

Ketika ditanya apakah Inggris akan mencoba berdialog dengan Korut, Johnson menjawab bahwa pihaknya masih memikirkan tentang resolusi dewan keamanan PBB dan kecaman paling kuat.

"Namun aku pikir ini bukan rahasia buat Anda, atau dunia, bahwa hanya satu negara yang benar-benar memiliki pengaruh pada Korea Utara dan, tentu saja, China," ungkapnya.

"Jadi kami sangat berharap bahwa China akan menggunakan kemampuannya untuk meminta Korea Utara bahwa hal ini tak bisa diteruskan, tak dapat diterima dan uji coba harus dihentikan," tutur pria yang akrab disapa BoJo itu.

Televisi milik pemerintah Korut mengumumkan, bahwa negaranya berhasil melakukan uji coba nuklir dengan kapasitas jauh lebih besar dan jauh canggih.

"Kami bangga berhasil melakukan uji coba nuklir kembali dan kali ini, nuklir buatan kami jauh lebih canggih," tutur seorang penyiar perempuan dari televisi pemerintah Korea Utara seperti dilansir Washington Post.

"Nuklir kali ini adalah hulu ledak yang jauh lebih canggih dan merupakan miniatur. Dengan begitu, kami bisa memproduksi lebih banyak lagi. Negara kami mampu membuat hulu ledak yang siap ditempelkan di roket," lanjut pengumuman resmi itu.

Menanggapi hal itu, Jepang menyebut Korea Utara sebagai "bangsa tak taat hukum" sementara Amerika Serikat memperingatkan akan adanya "konsekuensi serius".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya