Liputan6.com, Lawrence - Seorang perempuan tiba-tiba kolaps, jatuh tak sadarkan diri di lorong sebuah toko swalayan Family Dollar, di depan putrinya yang masih balita.
Bocah malang itu sontak kaget, menjerit dan menangis sejadinya. Meski demikian, gadis cilik tersebut tak tinggal diam, sambil terus terisak, ia berusaha membangunkan sang ibu yang tergeletak.
Tangan perempuan yang melahirkannya itu ia pegang, dengan tenaganya yang tak seberapa, bocah tersebut berusaha mengangkat tubuh orang dewasa yang jauh lebih besar darinya. Upaya itu gagal, namun anak itu tak lantas berhenti.
Kemudian, menggunakan kedua tangannya yang mungil, ia merangkul leher ibunya, berusaha menarik kepalanya. Dagu perempuan itu lalu ia raih, tubuhnya digoyangkan berulang kali. Tak ada reaksi. Ternyata perempuan itu overdosis.
Video itu diambil pada Minggu 18 September 2016 dan baru-baru ini dirilis oleh Lawrence Police Department di Massachusetts, Amerika Serikat.
Pihak kepolisian mengatakan, petugas penyelamat darurat membutuhkan dua dosis Narcan untuk membangunkannya.
Narcan adalah obat digunakan untuk sepenuhnya atau sebagian membalikkan efek narkotika jenis opiat.
Advertisement
Apa alasan polisi menyebarkan video memilukan itu?
"Sisi baiknya, video tersebut membantu menciptakan kesadaran seberapa kuat efek kecanduan bisa terjadi...Wilayah ini, di seluruh Timur Laut sedang berjuang mengatasi krisis opiat," kata Kepala Polisi James Fitzpatrick kepada CNN, seperti dikutip pada Sabtu (24/9/2016).
Fitzpatrick mengaku menyadari bahwa video tersebut memberikan efek negatif bagi sejumlah yang menyaksikannya: bikin jengkel.
"Video ini mengejutkan dan memilukan," kata dia. "Anak itu sungguh dalam kesusahan. Anda merasa ingin meraihnya dan memberi pertolongan."
Fakta yang menyedihkan, hal semacam itu makin biasa terjadi di area Lawrence. Fitzpatrick, yang sudah 20 tahun jadi penegak hukum mengatakan, masalah kecanduan heroin di kotanya sudah melampaui batas.
"Sepanjang karierku, jumlah mereka yang menggunakan opiat saat ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah," kata dia.
Orang mungkin bertanya-tanya mengapa sekelompok orang hanya berdiri, merekam kejadian tersebut, sementara si bocah panik berusaha membangunkan ibunya. Fitzpatrick menjelaskan, manajer toko merekam kejadian tersebut sebagai 'tindakan pencegahan'.
Dari percakapan yang terdengar dalam rekaman, mereka yang ada di toko sedang berdiskusi apakah mereka perlu melakukan tindakan atau kah menunggu petugas medis yang segera tiba.
Setelah polisi tiba di sana, Fitzpatrick mengatakan mereka menemukan obat paraphernalia.
Mereka juga menemukan baggies atau kantung penyimpan, sebuah sedotan, dan residu di tas perempuan tersebut -- yang kemudian dilarikan ke rumah sakit, mendapat perawatan, sebelum kemudian diperbolehkan pulang.
Saat tertangkap basah, perempuan itu tak membawa obat terlarang dalam taraf yang bisa diperkarakan secara hukum. Namun, ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena menempatkan putri kecilnya dalam bahaya.
Saat ini bocah dalam rekaman dalam pengawasan dan perawatan badan layanan untuk anak-anak dan keluarga atau Children and Family Services.
Juru bicara lembaga tersebut, Andrea Grossman mengaku tak bisa mengungkapkan informasi secara lebih rinci atas dasar hukum kerahasiaan federal. Polisi juga belum mengungkap nama perempuan dalam video tersebut.
Berikut video yang disebarkan Kepolisian AS. Peringatan: tayangan ini bisa dianggap mengerikan bagi sebagian orang:
Teler di Dalam Mobil
Sebelumnya, Kota East Liverpool di negara bagian Ohio, Amerika Serikat memutuskan untuk merilis sejumlah foto tentang bahaya efek heroin.
Salah satu foto yang dipamerkan adalah gambar pasangan pria dan wanita yang terkapar di kursi depan sebuah mobil. Sementara, ada anak mereka duduk di bagian belakang kendaraan.
Kami merasa penting untuk memperlihatkan efek dari obat-obatan berbahaya itu," tulis status kota East Liverpool di Facebooknya.
'Dan kami kami merasa perlu mewakili suara anak-anak yang terjebak di situasi mengerikan itu."
Foto-foto itu, yang ditampilkan di laman Facebook disertai bahaya peringatan yang keras.
Gambar tersebut didapat di sebuah pemberhentian lampu merah.
Kevin Thompson dari Kepolisian East Liverpool mendatangi pengemudi, James Acord. Si sopir, dengan kepala bergoyang ke depan dan belakang menjawab pertanyaan petugas dengan bahasa yang kacau dan tak dimengerti.
Thompson mengatakan, Acord mencoba mengatakan ia tengah membawa penumpang yang pingsan di kursi depannya, Rhonda Pasek, ke rumah sakit. Namun, tak lama kemudian, Acord juga tak sadarkan diri. Dan Thompson melihat ada seorang bocah laki-laki duduk di belakang.
"Anak itu tak bisa berbicara untuk dirinya dan kami berharap kisahnya membuat orang lain berpikir dua kali sebelum menyuntikkan racun itu di depan anak mereka," lanjut pernyataan polisi.
Advertisement