Liputan6.com, Amsterdam - Rudal BUK yang menyebabkan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 jatuh pada 2014 lalu dibawa oleh Rusia ke kawasan timur Ukraina. Kawasan yang dikuasai oleh kelompok pemberontak pro-Rusia.
Konfirmasi tersebut disampaikan oleh Kepala Detektif Nasional Belanda, Wilbert Paulissen menyusul dirilisnya laporan tim investigasi gabungan (JIT) yang dipimpin oleh seorang jaksa Belanda. Demikian seperti dilansir CNN, Rabu (28/9/2016).
Sejumlah jaksa dari negara lain seperti Australia, Belgia, Malaysia, dan Ukraina pun terlibat dalam investigasi ini.
Advertisement
Baca Juga
Hans de Borst, seorang ayah yang putrinya merupakan salah satu korban tewas dalam tragedi MH17 mengatakan, pihak keluarga telah diberi tahu lebih dahulu terkait hasil penyidikan tersebut.
Menurut Borst, para penyidik mengklaim mereka memiliki bukti termasuk di antaranya komunikasi dan data radar bahwa peluncur rudal BUK telah dibawa dari Rusia ke timur Ukraina lalu dikembalikan lagi setelah pesawat jenis Boeing 777 itu hancur.
Sementara itu, Robby Oehler yang merupakan paman dari salah seorang korban tewas mengatakan para penyidik akan menginvestigasi sekitar 100 orang terkait tragedi MH17.
"Mereka menjelaskan kepada kami (keluarga korban) bagaimana BUK dibawa dan bukti-bukti yang mereka dapatkan seperti hasil penyadapan telepon seluler, foto, video, materi film," kata Oehler seperti Liputan6.com kutip dari BBC.
Hasil temuan tersebut mengungkit kembali pertanyaan terkait keterlibatan angkatan bersenjata Rusia, Kremlin, dan Presiden Vladimir Putin atas insiden yang menewaskan 298 warga sipil tersebut. Rusia telah berulang kali membantah berada di balik peristiwa itu.
Pada Oktober 2015 lalu, Badan Keselamatan Penerbangan Belanda mengonfirmasi bahwa Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 jatuh akibat rudal BUK buatan Rusia, namun tak disebutkan dari mana rudal ditembakkan.
Rudal itu menghantam bagian kiri depan pesawat sebelum akhirnya badan burung besi itu terpotong.
Tjibbe Herman Jan Joustra, Ketua Asosiasi Keamanan Swasta dan Badan Detektif pada Oktober 2015 lalu sempat mengatakan bahwa pola hancur pesawat memperlihatkan bahwa itu hasil tembakan sebuah rudal bukan meteor atau ledakan internal.
Sebelumnya, sejumlah negara Barat dan Ukraina telah mengungkapkan keyakinan mereka bahwa tragedi MH17 didalangi oleh kelompok pemberontak pro-Rusia. Sementara Rusia menuding rudal ditembakkan dari wilayah yang dikuasai Ukraina.
Pesawat Malaysia Airline MH17 yang ditembak dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur jatuh di timur Ukraina pada 17 Juli 2014. Dari 298 korban tewas dalam tragedi itu 193 diantaranya merupakan warga negara Belanda, 43 warga Malaysia, dan 12 warga Indonesia.
Sejumlah investigasi independen menghasilkan temuan bahwa rudal BUK ditembakkan dari sebuah ladang gandum di sebelah selatan Kota Snizhne--sekitar 10 mil di tenggara lokasi jatuhnya pesawat.
Hasil dari berbagai temuan nantinya akan dipersiapkan sebagai barang bukti di pengadilan pidana.