Gerombolan Bersenjata Serang Kamp Militer India di Kashmir

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan jumlah korban dari kedua belah pihak dan yang mengaku sebagai kelompok penyerang.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 03 Okt 2016, 08:03 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2016, 08:03 WIB
Tentara India berjaga di kawasan Kashmir
Tentara India berjaga di kawasan Kashmir (Reuters: Danish Ismail)

Liputan6.com, Baramulla - Sekelompok pria bersenjata menyerang kamp militer di kota Baramulla di wilayah yang diatur India secara administrasi. Menurut keterangan komandan polisi zona Kashmir, Insiden dilaporkan terjadi pada Minggu 2 Oktober 2016 malam waktu setempat.

Baku tembak terjadi di kota yang hanya terletak 54 kilometer dari utara Srinagar, pusat kota administrasi India di Kashmir, tutur Komandan S.J.M Gillani seperti dikutip dari CNN, Senin (3/10/2016).

Kementerian Pertahanan India juga merilis pernyataan bahwa 'teroris' telah melontarkan serangan ke kamp tersebut. Namun, belum ada detail lanjutan terkait aksi tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan jumlah korban dari kedua belah pihak. Pun belum ada yang mengaku siapa kelompok penyerang itu.

India telah merelokasi 10.000 warga di daerah perbatasan Kashmir semenjak tensi dengan Pakistan meningkat pada minggu ini.

Dua negara itu sempat melakukan aksi baku tembak pada Sabtu 1 Oktober pagi, di mana keduanya saling menuduh provokasi.

Kashmir yang mayoritas penduduknya merupakan muslim, menjadi wilayah sengketa antara India dan Pakistan selama 70 tahun.

Kedua negara 'berperang' memperebutkan Kashmir. Insiden sebelumnya terjadi pada tahun 1947 dan 1965 karena baik India maupun Pakistan saling mengklaim wilayah itu. Aksi ketiga nyaris terjadi pada tahun 1999.

Kepada CNN, warga yang tinggal di wilayah India di Kashmir, Mushtaq Ahmad Chaunary mengatakan bahwa penduduk di perbatasan tak bisa melupakan kengerian bagaimana warga sipil harus menghadapi hujan peluru antara dua negara.

"Perkembangan terakhir mirip dengan insiden yang terjadi pada 1999 di mana banyak penduduk desa yang tewas dan terluka," kata Chaunary.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya