Liputan6.com, Rabat - Pihak berwenang Maroko baru saja meringkus sel militan ISIS yang merencanakan serangan di kerajaan tersebut, demikian menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri pada Senin (3/10/2016).
Penangkapan itu merupakan yang terkini dari serangkaian temuan sel-sel militan di Maroko. Yang tidak biasa, seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (5/10/2016), semua anggota sel militan itu adalah perempuan.
Advertisement
Baca Juga
Pernyataan Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa sel itu beroperasi di beberapa kawasan, termasuk kota-kota semisal Kenitra dan Tangier.
ISIS diduga sengaja melibatkan militan-militan wanita untuk serangan-serangan di dalam Maroko.
Para perempuan ISIS diduga mendapat inspirasi dari para militan pria, termasuk seorang lelaki Maroko yang terlibat dalam pemboman di Irak pada awal tahun ini.
Biro Pusat Penyidikan Peradilan (BCIJ) Maroko telah menyita zat-zat kimia dan bahan pembuat bom dalam satu rumah tersangka, demikian disebutkan dalam pernyataan.
BCIJ adalah fungsi peradilan dalam dinas intelijen domestik Maroko dan secara aktif melacak para terduga militan sejak ISIS mencaplok sebagian besar Suriah dan Irak pada 2014-2015.
Ratusan militan dari Maroko, Tunisia, dan Aljazair telah bergabung dengan ISIS di Suriah. Beberapa di antara mereka mengancam pulang kembali dan menyusun kekuatan di negeri asal mereka, demikian menurut para pakar keamanan.
Libya telah menjadi daya tarik utama bagi para petempur dari Afrika Utara maupun Afrika sub-Sahara. ISIS memanfaatkan kisruh di negeri itu untuk mendirikan pangkalan, mengoperasikan kamp-kamp pelatihan, dan mencaplok Sirte.
Pemerintah Maroko menduga ada sekitar 1.500 warga Maroko yang bertempur bersama dengan faksi-faksi militan di Suriah dan Irak. Sekitar 220 orang telah pulang dan ditangkap, sedangkan 286 orang terbunuh dalam peperangan.
Maroko pernah mengalami sejumlah serangan di masa lalu. Pada 2011 terjadi ledakan di sebuah kafe di Marakesh yang menewaskan 15 orang, kebanyakan warga asing di sana.