Puluhan Perempuan Budak ISIS 'Menghilang' dari Mosul

ISIS telah menangkap ribuan perempuan Yazidi untuk dijual dan dijadikan budak seks oleh para militannya.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Okt 2016, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2016, 13:00 WIB
Ilustrasi senapan serbu Kalishnikov (AK) yang jadi mas kawin ISIS
Ilustrasi senapan serbu Kalishnikov (AK) yang jadi mas kawin ISIS (Reuters)

Liputan6.com, Mosul - Pasukan Irak dan koaslisinya telah melakukan pertempuran untuk mengambil alih Mosul dari ISIS. Kota terbesar kedua di Irak itu telah diduduki kelompok militan tersebut sejak 2014.

Menurut Syrian Observatory for Human Rights, puluhan perempuan Yazidi yang ditangkap dan dijadikan budak oleh ISIS pada 2014 telah dipindahkan dari Mosul, Irak, menuju Suriah.

Kelompok pemantau konflik Suriah dan pejabat militer AS mengatakan, sejumlah militan ISIS telah lari dari Mossul menuju Raqqa, Suriah, akibat pertempuran tersebut.

Menurut kelompok pemantau tersebut, puluhan keluarga ISIS telah tiba di Raqqa, yang dijadikan kelompok militan itu sebagai ibu kota.

ISIS telah menelantarkan, membunuh, dan memperbudak ratusan ribu kelompok Yazidi Irak yang merupakan anggota etnis tradisional dan agama minoritas.

Dikutip dari CNN, Jumat (21/10/2016), kelompok militan itu telah menangkap ribuan perempuan dan anak-anak Yazidi, serta membunuh para laki-lakinya.

ISIS mengklaim bahwa Alquran membenarkan untuk mengambil perempuan dan anak-anak non-Muslim serta mengizinkan mereka untuk melakukan kejahatan seksual terhadapnya. Namun pernyataan tersebut dibantah oleh para ulama Islam.

Perempuan Yazidi dijual dan dijadikan budak seks oleh kelompok teroris ISIS (countercurrent)

PBB menuduh bahwa ISIS telah melakukan genosida atau pembunuhan besar-besaran terhadap kelompok Yazidi.

Pada Juni lalu, PBB memperkirakan setidaknya ISIS menampung sekitar 3.500 budak dan kelompok militan itu terus menargetkan perempuan dan anak-anak untuk dijadikan budak seks.

Laporan tersebut menyebut, apa yang dilakukan ISIS dalam beberapa kasus mungkin merupakan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida.

Di Irak, ISIS memperoleh dan besar dari pembayaran uang tebusan dan penjualan budak, terutama perempuan muda Yazidi. Menurut perkiraan Departemen Keuangan AS, pada 2014 kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu mendapatkan sekitar US$ 20 juta atau sekitar Rp 260 miliar dari pembayaran tebusan.

Sebagian besar dari 500.000 kelompok Yazidi tinggal di dalam dan sekitar Sinjar di Provinsi Nineveh yang berbatasan dengan wilayah Kurdi di Irak.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya