Liputan6.com, Jakarta - Indonesia pernah jadi kampung halaman Barack Obama. Selama tiga tahun, 1968 -1970, Barry Soetoro -- nama kecilnya -- tinggal di kawasan Menteng Dalam, Jakarta. Bocah itu juga menuntut ilmu di sekolah biasa, SD Asisi dan SD Besuki, berbaur dengan murid-murid lainnya yang bicara menggunakan Bahasa Indonesia.
Pada November 2010, saat menjadi Presiden Amerika Serikat, Obama akhirnya bisa berkunjung ke Indonesia -- setelah melalui tiga kali penundaan.
Baca Juga
Di Tanah Air, Obama melakukan serangkaian kegiatan: berbincang dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, makan malam kenegaraan, mengunjungi Masjid Istiqlal, tabur bunga di makam pahlawan, juga memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia.
Advertisement
Obama membuka pidatonya di UI dengan mengucapkan salam, 'Selamat Pagi' dan 'Assalamualaikum'. "Indonesia bagian dari diri saya," kata dia dalam Bahasa Indonesia.
Obama juga sempat menceritakan masa kecilnya di Jakarta. "Ibu saya menikahi seorang warga Indonesia, Lolo Soetoro, dan saat itu saya memasuki dunia yang berbeda," kata dia.
Namun, Jakarta dengan cepat menjadi kampung halaman, menjadi rumah, bagi Obama.
"Saat itu hanya sedikit gedung tinggi, salah satunya Hotel Indonesia. Dan hanya satu departemen store, Sarinah."
Tak banyak mobil di Jakarta saat itu. "Yang ada becak dan bemo," kata Obama. Tak lupa Obama juga menyebutkan makanan kesukaannya. "Bakso, enak ya...?," kata dia dengan Bahasa Indonesia.
Obama juga mengenal Islam dan toleransi dari ayah tirinya, Lolo Soetoro, yang seorang muslim.
Sementara dari sang ibu, Obama mengaku belajar tentang kebudayaan Indonesia dan mencintai orang-orangnya.
"Ketika saya kembali ke Hawaii, saya tak pernah menyangka akan kembali ke Jakarta sebagai Presiden AS."
Namun, reuni Obama terpaksa dipercepat. Pada Rabu 10 November 2010, ia bertolak dari Indonesia. Abu letusan Gunung Merapi jadi penyebabnya.
Awalnya, saat Merapi terus erupsi, para pejabat AS memutuskan Air Force One bisa mendarat di Jakarta sesuai jadwal, namun Obama harus bertolak lebih cepat dua jam.
Juru bicara Kepresidenan AS, Robert Gibbs mengatakan, pihaknya mempertimbangkan bahwa perangkat perlindungan di pesawat kepresidenan tak bisa menghadang dampak lontaran asap yang dimuntahkan gunung berapi.
Profesor Seismologi dan Volkanologi dari University of North Carolina, Jonathan Lees mengatakan, material lontaran gunung berapi sangat berbahaya bagi pesawat.
"Abu pada dasarnya adalah silika, dan ketika abu ini masuk ke mesin jet pada dasarnya berubah menjadi kaca. Anda bisa membayangkan segumpal kaca di mesin jet," kata dia, seperti dikutip dari CBS News, Rabu (9/11/2016).
Tak hanya itu yang terjadi pada 10 November. Pada 1293, Kerajaan Majapahit berdiri. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja pertama Majapahit dengan gelar "Kertarajasa Jayawardhana".
Sementara, pada 10 November 1928, Hirohito dilantik secara resmi menjadi Kaisar Jepang ke-124. Tanggal 10 November juga diperingati sebagai Hari Pahlawan.