Liputan6.com, Kanpur - Sebuah kereta yang tergelincir di Kanpur, India utara, mengakibatkan 2 orang tewas dan 43 lainnya luka-luka. Menurut polisi, peristiwa yang terjadi pada Rabu 28 Desember 2016 itu merupakan kejadian ke tiga dalam beberapa minggu terakhir.
Dilansir BBC, tergelincirnya Ajmer-Sealdah Express terjadi ketika menyeberangi sebuah jembatan di atas kanal kering. Saksi mata melaporkan kepada saluran TV lokal bahwa terdapat kabut tebal ketika peristiwa itu terjadi.
Inspektur Jenderal Zaki Ahmad mengatakan kepada media lokal, pihaknya telah mengonfirmasi tewasnya dua orang akibat peristiwa tersebut.
Advertisement
Sementara itu dalam Twitter-nya, Jenderal Polisi Uttar Pradesh, Javedd Ahmad, mengatakan bahwa seluruh korban luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis, telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Tayangan televisi dari tempat kejadian memperlihatkan kondisi kereta yang hancur, terguling, dan beberapa di antaranya masih berdiri di atas rel. Sementara itu terdapat dua gerbong yang jatuh dari jembatan ke sebuah kanal kecil. Beberapa penumpang terlihat mengambil barang-barang mereka dari dekat rel.
Dikutip dari Reuters, Rabu (28/12/2016), sistem kereta api India merupakan yang terbesar ke empat di dunia, di mana 11.000 kereta berjalan setiap harinya, termasuk 7.000 kereta penumpang yang membawa lebih dari 20 juta orang.
Meski termasuk yang terbesar, sistem tersebut memiliki catatan keselamatan buruk, dengan ribuan orang tewas dalam insiden setiap tahunnya, termasuk tergelincir dan tabrakan.
Pada 20 November lalu, setidaknya 146 tewas dalam sebuah kecelakaan kereta India di dekat kota yang sama.
Menteri Kereta Api India, Suresh Prabu, telah berjanji untuk mengganti jalur lama dan meningkatkan peralatan keselamatan. Pemerintah menghabiskan lebih dari 90 persen pendapatan kereta api pada biaya operasional, dan bukan memprioritaskan perbaikan sistem.
Menurut sejumlah perkiraan analis, sistem kereta api India membutuhkan investasi sebesar 20 triliun rupee pada tahun 2020. Saat ini kemitraan India telah beralih ke perusahaan swasta dan mencari pinjaman dari negara lain untuk memperbaiki jaringan.