Cuaca Dingin Ekstrem Melanda Italia, 3 Orang Tewas

Di tengah kondisi yang belum pulih pasca-gempa, sejumlah kota di Italia tengah terpaksa menghadapi cuaca dingin ekstrem.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Jan 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2017, 08:42 WIB
Cuaca dingin ekstrem di Italia
Cuaca dingin ekstrem di Italia (Associated Press)

Liputan6.com, Roma - Cuaca dingin ekstrem melanda Italia tengah. Hal ini menambah parah kondisi kawasan yang beberapa kali dilanda gempa besar.

Area terparah adalah Abruzzo, yang dilaporkan belum pulih dari kerusakan akibat gempa yang melanda pada tahun 2009. Selain itu, terdapat sejumlah kota seperti Marche dan Lazio yang juga merupakan kawasan terdampak gempa.

Di Abruzzo, sekitar 300.000 orang dilaporkan hidup tanpa listrik. Sementara cuaca dingin ekstrem membuat lalu lintas di Marche terganggu.

Seperti dilansir BBC, Rabu, (18/1/2017) setidaknya terdapat tiga korban tewas akibat cuaca dingin ekstrem yang melanda seluruh kawasan Italia.

Seorang pria berusia 67 tahun ditemukan tewas di jalanan di Ceglie Messapica, Puglia. Dan di Canicatti, Sisilia, seorang tunawisma (53) juga ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di sebuah lapangan.

Korban ketiga dilaporkan adalah seorang lansia berusia 67 tahun. Ia meninggal di Giulianova, Abruzzo setelah jatuh dari perahu ke air es.

Kepala Pertahanan Sipil Italia, Fabrizio Curcio mengatakan, cuaca dingin ekstrem diperkirakan akan bertahan hingga Kamis malam waktu setempat.

Suhu di Amatrice, Lazio, kota di mana 236 orang tewas akibat gempat pada 24 Agustus 2016 lalu dilaporkan mencapai minus 6 derajat Celcius dengan prakiraan salju turun lebat. Hal serupa diramalkan pula terjadi di Arquata del Tronto, Marche di mana 46 orang meninggal dalam gempa yang sama.

Bencana gempa pada Agustus lalu telah membuat ribuan warga di Italia tengah kehilangan tempat tinggal. Sementara lindu kembali melanda pada Oktober, mereka yang mengungsi melonjak menjadi 30.000 orang.

"Salju setebal 1,3 meter membenamkan jalan di Marche di mana 20.000 orang hidup tanpa listrik," demikian keterangan pemerintah daerah.

Di tengah cuaca dingin ekstrem, kamp-kamp pengungsi di wilayah Marche ditutup sementara banyak orang memilih pindah ke hotel-hotel yang terletak di sepanjang pantai Adriatic. Tak sedikit pula dari mereka yang tinggal di rumah aman, flat, atau rumah kontainer.

Para warga yang memilih tinggal di rumah-rumah mereka juga berada dalam ancaman bahaya mengingat bangunan itu sewaktu-waktu bisa saja roboh, tak kuat menahan beratnya salju.

Meski dilanda cuaca buruk, namun layanan kereta tetap melanjutkan aktivitas mereka di Norcia, Umbria, kota lain yang juga mengalami kerusakan akibat gempa.

Saat ini cuaca dingin ekstrem terus meluas di wilayah Eropa selatan. Salju dikabarkan turun di pulau Balearic serta kota pantai timur, Valencia. Badan prakiraan cuaca menyebutkan suhu di pengunungan Pyrenees di utara Spanyol bisa jatuh ke titik terendah, minus 30 derajat Celcius.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya