Rencana Kehadiran Taiwan di Pelantikan Trump Bikin China Geram

Perang kata-kata antara China dan Donald Trump kembali berkobar menyusul kehadiran Taiwan dalam pelantikan Presiden AS. Apa penyebabnya?

oleh Citra Dewi diperbarui 20 Jan 2017, 07:21 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2017, 07:21 WIB
Donald Trump, presiden ke-45 Amerika Serikat
Donald Trump, presiden ke-45 Amerika Serikat (Associated Press)

Liputan6.com, Beijing - Perang kata-kata antara China dan Donald Trump kembali berkobar. Tiongkok mendesak agar Amerika Serikat untuk tidak membiarkan delegasi Taiwan menghadiri pelantikan miliarder nyentrik itu sebagai Presiden ke-45 AS. 

Trump sebelumnya telah mendobrak protokol diplomatik berusia puluhan tahun, dengan berbicara langsung dengan Presiden Taiwan lewat telepon, setelah memenangkan Pilpres AS pada November lalu.

China mengatakan, pihaknya menentang kehadiran delegasi Taiwan, yang disebutnya "mengganggu atau merusak hubungan Sino-AS" -- Sino adalah kata lain dari Tiongkok.

"Kami sekali lagi mendesak pihak-pihak terkait di AS untuk tak menerima delegasi yang dikirim oleh otoritas Taiwan untuk menghadiri upacara pelantikan presiden, dan tidak berhubungan secara resmi dengan Taiwan," ujar juru bicara kementerian luar negeri, Hua Chunying, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (19/1/2017).

"Pesan ini telah disampaikan kepada Pemerintah AS yang menjabat dan tim transisi Trump," imbuh Hua.

Sementara itu China akan mengirim duta besarnya untuk AS, Cui Tiankai, untuk menghadiri pelantikan Donald Trump.

China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan sering menggunakan ancaman militer untuk mencegah proklamasi kemerdekaan di wilayah Kepulauan Formosa itu.

Sementara itu Trump telah membuat China geram dengan mengatakan kebijakan "Satu China" sebagai hal yang bisa ditawar dalam pembicaraan perdagangan masa depan.

Kebijakan "One China" bermula pada 1979, di mana AS menghormati sikap China terhadap Taiwan -- di mana Beijing menyebut wilayah itu sebagai provinsi yang membangkang.

Sekelompok pejabat keamanan Taiwan dan anggota parlemen yang akan dipimpin oleh Yu Shyi-kun -- sekaligus mantan perdana menteri dan ketua partai -- dijadwalkan menghadiri pelantikan Trump pada 20 Januari 2017.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan, delegasi tersebut akan menunjukkan pentingnya hubungan kedua negara. Pada 2016 lalu, delegasi AS menghadiri pelantikan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen.

Meski Taiwan biasanya mengirimkan delegasinya ke pelantikan Presiden AS, potensi Trump mengubah kebijakan luar negeri AS, membuat tegang hubungannya dengan China, bahkan sebelum suami Melania itu resmi duduk di Gedung Putih.

Hanya beberapa hari sebelum pelantikan Donald Trump, surat kabar Tiongkok yang dikelola pemerintah memperingatkan, jika provokasi atas Taiwan terus dilanjutkan maka China akan terpaksa untuk "melepas sarung tangan".

Dalam unjuk kekuatan pekan lalu, China mengerahkan satu-satunya kapal induk yang diikuti dengan armada kapal perang melalui perairan yang memisahkan China dan Taiwan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya