Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pengakuan serupa meluncur dari bibir Siti Aisyah asal Indonesia dan Doan Thi Huong dari Vietnam, terduga pelaku pembunuhan Kim Jong-nam.
Keduanya mengaku direkrut untuk melakukan prank atau lelucon pada seorang pria yang ada di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017.
Advertisement
Kepada Wakil Duta Besar Indonesia di Malaysia, Andreano Erwin, Siti Aisyah mengaku dibayar 400 ringgit atau sekitar Rp 1,2 juta untuk membubuhkan cairan itu pada target.
Baca Juga
"Menurut dia, orang itu memberinya 400 ringgit untuk melakukan kegiatan tersebut... Dia hanya diberitahu untuk memberikan sejenis minyak, seperti baby oil," kata Andreano Erwin seperti dikutip dari BBC.
Baik Siti Aisyah dan Huong kini menghadapi tuduhan serius: menjadi eksekutor pembunuhan Kim Jong-nam -- yang tewas dalam hitungan menit akibat aksi mereka.
Penyesalan Doan Thi Huong tak hanya itu. Menurut polisi, ia jatuh sakit akibat dampak dari cairan yang diduga kuat membunuh Kim Jong-nam.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (26/2/2017), ia mengalami muntah-muntah dan sempat menolak makanan.
Diduga, Huong tak mencuci tangannya dengan benar setelah insiden penyerangan terjadi. Untungnya, nyawa perempuan 28 tahun itu tak terancam.
Sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan Malaysia mengungkap fakta baru kematian Kim Jong-nam, ini tiga di antaranya:
1. Kim Jong-nam Tewas dalam 15-20 Menit
Setelah disergap dua perempuan, yang menyemprotkan dan mengusapkan cairan ke wajahnya, Kim Jong-nam sempat melapor ke pihak bandara. Ia mengaku sakit.
Sebuah foto yang mengabadikan saat-saat terakhirnya menunjukkan, anak sulung Kim Jong-il itu terkulai lemas di sebuah bangku. Ia sempat kejang dan kemudian dilarikan ke RS Putrajaya. Dalam perjalanan Kim Jong-nam mengembuskan napas penghabisan.
Menteri Kesehatan Malaysia, S. Subramaniam mengatakan, dosis racun yang diberikan secara paksa kepada korban begitu tinggi.
"Hingga membunuhnya dalam waktu singkat, 15 sampai 20 menit", kata Menteri Kesehatan, seperti dikutip dari situs Straits Times, Minggu (26/2/2017).
"(Racun itu) akan mempengaruhi hatinya, paru-paru, mempengaruhi segala sesuatu."
Menkes Subramaniam mengatakan, hanya dibutuhkan 10 mg VX untuk membunuh seseorang. "Saya pikir, dosis yang masuk lebih dari itu," kata dia.
Meskipun beracun, Malaysia menegaskan, insiden pembunuhan tersebut tak menyisakan bahaya bagi masyarakat umum, khususnya pengunjung bandara.
Pada Minggu 26 Februari 2017, aparat Negeri Jiran menyatakan, bandara internasional tempat Kim Jong-nam dihabisi dalam kondisi aman, setelah melakukan pemeriksaan racun.
Pemeriksaan dilakukan tim gabungan dari forensik polisi, pemadam kebakaran, dan Atomic Energy Licensing Board yang menyisir bandara KLIA 2 sejak Minggu dini hari pukul 01.00.
Penyisiran dilakukan hampir dua pekan setelah kematian Kim Jong-nam. Para pengguna bandara pun bertanya-tanya.
"Saya sedikit khawatir. Mengapa mereka tak mengarantina bandara," kata Hariz Syafiq (21), seorang mahasiswa yang akan terbang menggunakan pesawat domestik, seperti dikutip dari Guardian. "Sedikit aneh."
Advertisement
2. Racun yang Melumpuhkan
Dugaan bahwa kematian Kim Jong-nam tak wajar diperkuat dengan hasil autopsi. Uji post-mortem sejauh ini menguak fakta bahwa kakak pemimpin Korea Utara Kim Jong-il itu tewas akibat " kelumpuhan sangat serius" akibat racun syaraf.
"Kematiannya terjadi dalam waktu singkat," kata Menteri Kesehatan Malaysia, S. Subramaniam seperti dikutip dari Straits Times, Minggu (26/2/2017).
Sebelumnya pihak Negeri Jiran mengatakan, Kim Jong-nam tewas akibat racun syaraf VX, yang saking mematikannya, dimasukkan sebagai dalam kategori senjata pemusnah massal oleh PBB.
Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan, zat kimia 'Etil S-2-Diisopropylaminoethyl Methylphonothiolate' atau VX, digunakan dalam pembunuhan Jong-nam.
Racun syaraf mencegah fungsi enzim yang berperan sebagai semacam 'saklar' kelenjar dan otot.
Tanpa enzim tersebut, kelenjar dan otot yang terus-menerus dirangsang, dan akhirnya tubuh mengalami kelelahan dan tidak mampu mempertahankan fungsi pernapasan.
Subramaniam mengatakan, penyebab kematian Kim Jong-nam 'kurang lebih' telah terkonfirmasi.
Polisi Diraja Malaysia menahan dua perempuan yang diduga sebagai eksekutor Kim Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia pada 13 Februari 2017.
Setelah penyerangan yang menyasar wajahnya, pria 45 tahun itu kemudian mengalami kejang-kejang dan meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit.
Seorang pria warga negara Korea Utara juga sedang dimintai keterangan oleh polisi.
3. Asal-Usul Misterius
Racun syaraf VX nerve agent ditemukan di wajah Kim Jong-nam yang tewas dibunuh di Bandara Internasional Malaysia.
Wakil Menteri Kesehatan Hilmi Yahaya mengatakan, racun tersebut adalah senjata kimia yang bisa melumpuhkan sistem syaraf.
Siapapun yang kontak dengan zat berbahaya itu bisa tewas dalam waktu kurang dari setengah jam atau 30 menit akibat gagal pernapasan
"Ini kali pertamanya kami menghadapi VX. Kami tak pernah menemukannya dan sebelumnya hanya mengetahuinya dari membaca buku," kata dia setelah membuka seminar tentang pemberdayaan obat tradisional Malaysia pada Minggu (26/2/2017).
Saat ini polisi masih menyelidiki asal racun syaraf VX yang diduga digunakan untuk membunuh kakak tiri penguasa Korea Utara Kim Jong-un itu.
Racun itu diduga didatangkan oleh agen Korut atau diproduksi di Kuala Lumpur -- petugas penanganan bahan berbahaya telah menggerebek sebuah apartemen di mana ahli kimia asal Korea Utara Ri Jong-chol tinggal.
Aparat juga menyita sejumlah bahan kimia, beberapa pasang sarung tangan dan sepatu.
Kim Jong-nam berada di KL International Airport 2 (KLIA2) pada 13 Februari 2017. Ia akan naik pesawat ke Makau, ketika perempuan wanita tiba-tiba muncul, menyemprot dan mengusap wajahnya dengan cairan beracun.
Kim Jong-nam datang ke Malaysia pada 6 Februari 2017, membawa paspor bertuliskan nama Kim Chol.
Advertisement