Liputan6.com, Billund - Perusahaan mainan konstruksi asal Denmark, Lego, akan meluncurkan lima perempuan yang bekerja sebagai staf NASA. Profesi yang didasarkan pada perempuan yang bekerja di badan antariksa Amerika Serikat itu terdiri dari ilmuwan, insinyur, astronot.
Seorang penulis sains yang membuat lego ilmuwan NASA, Maia Weinstock, mencuit tentang kabar baik itu pada 1 Maret 2017 waktu setempat.
Weinstock mengirimkan ide tersebut setelah memperoleh 10.000 dukungan dari masyarakat. Menurutnya, terpilihnya ide tersebut seperti "mimpi yang jadi kenyataan".
Advertisement
Rancangannya mengalahkan kompetisi ketat dari 11 peserta lain, termasuk desain Large Hadron Collider (LHC) yang terbuat dari Lego. LHC adalah pemercepat partikel berenergi tinggi terbesar di dunia dan fasilitas percobaan paling kompleks yang pernah dibangun.
Akun Hubble NASA mencuit bahwa Lego "Women in NASA" akan tersedia pada akhir 2017 atau awal 2018.
Juru bicara Lego Ideas, Lise Dydensborg mengumumkan hasil kompetisi tersebut dalam sebuah video. Menurutnya, Lego memilih Women in NASA karena nilai yang menginspirasi.
"Sebagai penulis dan editor sains, dengan kepentingan pribadi yang kuat dalam eksplorasi antariksa serta sejarah perempuan dalam sains dan teknik, Women of NASA rancangan Maia Weinstock merupakan cara dirinya merayakan pencapaian perempuan dalam profesi Stem--Sains, Teknologi, Engineering (Rekayasa) dan Matematika," ujar Dydensborg.
"Secara khusus, bagi mereka yang memberikan dampak besar bagi mereka yang bekerja di NASA," imbuh dia seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (1/3/2017).
Pengumuman tersebut menyusul setelah kisah ilmuwan NASA berkulit hitam, Katherine Johnson, Dorothy Vaughan dan Mary Jackson, diceritakan dalam film yang masuk nominasi Oscar, Hidden Figures.
Johnson yang tampil dalam perhelatan Oscar 26 Februari lalu, merupakan satu dari lima figur Lego yang baru. Sementara empat lainnya adalah ahli komputer Margaret Hamilton ; astronot, fisikawan, dan pendidik Sally Ride ; astronom Nancy Grace Roman ; serta astronot dan dokter Mae Jemison.