Liputan6.com, Pompeii - Beberapa waktu lalu ditemukan jasad membatu dua manusia, dalam posisi seperti berpelukan dan terawetkan debu letusan gunung yang menerpa Pompeii pada 79 Masehi.
Kota itu luluh lantak karena bencana alam hebat dan diduga ada ribuan orang kehilangan nyawa.
Sejak temuan pasangan yang dijuluki "The Two Maidens" itu, beberapa penelitian dilakukan untuk lebih mengetahui tentang mereka.
Advertisement
Baca Juga
Setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan pemindaian CT dan uji DNA pada jasad pasangan itu, terkuaklah fakta bahwa keduanya adalah lelaki, walaupun kata "maiden" itu sebenarnya mengacu kepada wanita.
Dikutip dari Daily Mail pada Sabtu (8/4/2017), hubungan emosi sesungguhnya antara mereka tidak akan pernah diketahui. Yang jelas, para peneliti telah mengetahui bahwa mereka bukan kerabat.
Menurut para peneliti, tidak bisa ditepis kemungkinan bahwa dua pria itu mungkin sepasang kekasih.
Ahli arkeologi Vittorio Spinazzola yang pertama kali penasaran dengan sosok-sosok itu, setelah temuan dalam Wisma Cryptoporticus di awal abad ke-20.
Sejak 2015, pada peneliti mencoba mengetahui lebih jauh tentang mereka dan juga tentang 86 korban letusan Gunung Vesuvius yang terjebak dalam plester alami sehingga terawetkan.
Dalam beberapa upaya penelitian teranyar, dilakukan sejumlah uji bersifat ekstensif pada tulang dan gigi para korban sehingga terkuaklah kenyataan yang mengguncang asumsi selama ini. Ternyata, "Two Maidens" itu adalah dua orang pria.
Massimo Osanna, penyelia di situs arkeologi Pompeii, mengatakan, "Pompeii tak pernah berhenti mencengangkan kita."
"Kita selalu menduga bahwa pelukan itu terjadi di antara 2 wanita. Tapi, pemindaian CAT dan uji DNA mengungkapkan bahwa mereka adalah pria."
Kajian pada tulang dan gigi mengungkapkan bahwa 2 pria itu berusia 18 dan setidaknya 20 tahun. Kepala salah seorang pria tersebut menyandar ke dada pria yang lainnya.
Muncul banyak dugaan tentang hubungan mereka yang mungkin tidak akan pernah terungkap, tapi Osanna mengatakan bahwa "fakta mereka sebagai sepasang kekasih merupakan hipotesa yang tidak bisa diabaikan."
"Ketika ketahuan bahwa mereka bukanlah dua remaja putri, beberapa cendekiawan menengarai bahwa mungkin saja ada hubungan emosional di antara pasangan itu," kata Stefano Vanacore, pimpinan tim peliti Pompeii yang dikutip dari Telegraph.
"Tapi di sini kita membicarakan hipotesis yang tidak akan pernah dibuktikan. Yang jelas, dua pihak itu bukanlah kerabat, bukan saudara kandung, juga bukan ayah dengan putranya."
Pompeii disebut sebagai 'kota maksiat' setelah ekskavasi yang diawali pada akhir Abad ke-16 di mana ditemukan jasad-jasad manusia yang berubah jadi 'batu'.
Ditemukan pula lanskap kota -- bangunan, simbol-simbol misterius, rumah-rumah mewah para bangsawan, roti yang masih tergeletak dalam oven, juga tempat pelacuran yang dipenuhi fresko erotis serta patung-patung mesum.
Diperkirakan ada 35 rumah bordil di seantero Pompeii. Yang ditandai dengan lukisan dinding atau fresko erotis.
Saksikan juga video berikut ini: