Wapres AS: Provokasi Korut Adalah Sebuah Pertanda

Wapres AS menjadi pejabat tinggi pertama yang memulai kunjungan kenegaraan ke luar negeri pada era Trump.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 17 Apr 2017, 11:17 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2017, 11:17 WIB
20170417-Wapres AS Kunjungi Perbatasan Korsel - Korut-AP
Wapres AS Mike Pence mengunjungi Pos Pengamatan Ouellette di sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ), perbatasan Korsel dan Korut, Senin (17/4). Kunjungan ini dilakukan Pence setelah Korut gagal melakukan uji coba rudal. (AP Photo/Lee Jin-man)

Liputan6.com, Washington - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence, memulai rangkaian kunjungan kenegaraannya ke negara di Asia Pasifik. Mantan Gubernur Indiana ini menginjakkan kaki pertama kali ke Seoul, Korea Selatan.

Pence datang ke Asia-Pasifik bersama sang istri, Karen dan dua orang anaknya, Charlotte dan Audrey. Dalam kunjungan kenegaraan ini orang nomor dua di AS tersebut menggunakan pesawat khusus Wapres AS, Air Force Two.

Setelah dari Korsel, Pence turut melawat ke Tokyo pada 18 April, ke Jakarta 20 April, dan mengakhiri kunjungannya di Sydney pada Sabtu, 22 April 2017.

Kunjungan Pence merupakan lawatan ke luar negeri pertama pemerintahan baru AS di bawah Presiden Donald Trump.

Selain itu, kunjungan yang dimulai di Korsel ini dilakukan saat Korea Utara kembali melancarkan uji coba misil jarak jauh. Meski percobaan tersebut diduga gagal, Pence mengaku dunia pantas naik pitam atas tindakan Korut.

"Pagi ini, provokasi dari (Korea) Utara merupakan suatu pertanda bahwa risiko yang dihadapi rakyat Korsel untuk mempertahankan kebebasannya dan pengingat bahwa ini juga bagian AS dalam mempertahankan kebebasan dunia," sebut Pence, seperti dikutip dari Star Tribune.

Pada Sabtu, 15 April, Korut tengah larut dalam sebuah perayaan besar untuk menandai ulang tahun Kim Il-sung, kakek pemimpin Korut saat ini, Kim Jong-un, sekaligus sebagai pendiri negara itu.

Hari kelahiran Il-sung yang dijuluki "Day of the Sun" diperingati dengan parade militer besar-besaran di Pyongyang. Pada saat bersamaan, spekulasi beredar Korut akan melancarkan uji coba rudal--yang akhirnya dilakukan juga, meski gagal. 

Parade militer besar-besaran yang turut menampilkan rudal balistik kapal selam (SLBM) itu dinilai merupakan sebuah ajang unjuk kekuatan.

Berkaitan dengan perayaan tersebut, pejabat militer Korut Choe Ryong-hae yang diyakini sebagai orang kedua di negara itu mengatakan, pihaknya siap untuk berperang "habis-habisan".

"Kami siap menyerang kembali dengan senjata nuklir melalui gaya kami sendiri dalam menghadapi setiap serangan nuklir," ujar Choe.

Ketegangan belum juga mereda di kawasan Semenanjung Korea seiring dengan berlayarnya armada kapal induk AS USS Carl Vinson dan sejumlah kapal perang Jepang ke wilayah itu.

Korut diyakini berambisi untuk menempatkan hulu ledak nuklir pada rudal balistik antarbenua (ICBM), sehingga dapat menargetkan seluruh penjuru dunia. Pyongyang mengaku telah memiliki miniatur hulu ledak untuk ditempatkan pada rudal, namun pernyataan tersebut diragukan para ahli.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya