Negara-Negara Ini Jadi Tempat Berbahaya bagi Wartawan

Data jumlah korban tewas di negara-negara berbahaya bagi jurnalis diungkap dalam momentum World Press Freedom Day.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Mei 2017, 07:21 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2017, 07:21 WIB
ilustrasi-jurnalis-130605d.jpg

Liputan6.com, Bagdad - Sejumlah negara menjadi tempat berbahaya bagi para jurnalis. Sebelas wartawan dilaporkan meninggal di Irak pada 2016 lalu.

Data itu diungkap sebuah badan pengawas yang berbasis di Baghdad, Journalistic Freedoms Observatory dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada Rabu 3 Mei 2017 untuk menandai World Press Freedom Day atau Hari Kebebasan Pers Dunia.

Beberapa di antara wartawan yang jadi korban di Irak, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis, 4 Mei 2017, dilaporkan terbunuh tanpa sengaja saat meliput operasi militer melawan ISIS. Lainnya, dibunuh ekstremis atau kehilangan nyawa karena beragam alasan.

Badan pengawas tersebut mengatakan, mereka juga mencatat total pelanggaran hak wartawan selama periode yang sama sebanyak 375 kasus.

Kepala Journalistic Freedoms Observatory, Ziad al-Ajili, kemudian mendesak pasukan keamanan Irak untuk melakukan pengamanan guna melindungi pekerja media. Mereka juga meminta wartawan untuk mengikuti prosedur keamanan yang diterapkan.

Irak berada di peringkat 158 ​​dari 180 negara dalam indeks kebebasan pers versi Reporters Without Borders 2017, organisasi non-profit yang berbasis di Paris.

Laporan yang dipublikasikan di Jenewa, Swiss, itu juga menyebut, pada tahun 2013 ada 28 jurnalis yang tewas di Suriah.

Melihat jumlah korban, Suriah pun disebut sebagai tempat paling berbahaya untuk para jurnalis, lalu Filipina dan India. 

Di Filipina dan India, masing-masing ada 13 wartawan tewas saat bertugas. Di Filipina, 9 jurnalis tewas dibunuh dan 4 lainnya karena Topan Haiyan.

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya