2 Bom Meledak di Pusat Perbelajaan Thailand, 40 Orang Terluka

Setidaknya 40 orang terluka saat dua bom meledak di sebuah pusat perbelanjaan Pattani, Thailand. Hingga kini pelaku belum teridentifikasi.

oleh Citra Dewi diperbarui 09 Mei 2017, 17:04 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2017, 17:04 WIB
Bom
Ilustrasi Foto Bom (iStockphoto)

Liputan6.com, Pattani - Setidaknya 40 orang terluka saat dua bom meledak di Pattani, Thailand.

Sebuah mobil yang dicurigai membawa bom, meledak di pintu masuk pusat perbelanjaan Big C, yang terletak di provinsi yang tengah mengalami gelombang kekerasan separatis sejak 2004.

"Bom pertama kecil dan tak ada yang terluka, namun bom kedua besar -- saya tidak tahu apakah itu bom mobil," ujar Kapten Preecha Prachumchai dari Kepolisian Pattani seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (9/5/2017).

"Sekitar 40 orang terluka, satu di antaranya dalam kondisi serius," ujar Prachumchai.

Sementara itu Komandan Ronnasilp Phusara mengatakan,  beberapa orang tak dikenal memarkir kendaraan di depan pusat perbelanjaan sebelum melepaskan bahan peledak dan kabur dari tempat kejadian.

Menurut media lokal seperti dilansir Independent, bom kedua diledakkan oleh seorang pejalan kaki yang kabur dari ledakan pertama.

Sejumlah gambar yang diunggah ke Twitter memperlihatkan asap hitam tebal membumbung dari tempat parkir mobil pusat perbelanjaan tersebut dan kerusakan terjadi di pintu masuknya.

Beberapa gambar juga memperlihatkan sejumlah orang yang terluka mendapat penanganan langsung di jalan. Petugas pemadam kebakaran juga terlihat bekerja memadamkan api akibat ledakan.

Ledakan tersebut diyakini dilakukan oleh kelompok separatis. Pemberontakan separatis tersebut telah berlangsung selama puluhan tahun di Provinsi Yala, Pattani, dan Narathiwat.

Menurut kelompok pemantau independen Deep South Watch, pemberontakan itu telah membunuh lebih dari 6.500 orang sejak 2004.

Serangan yang terjadi di Thailand selatan semakin intensif pada tahun ini. Pada bulan lalu, pemerintah menolak tawaran perundingan damai bersyarat oleh salah satu kelompok pemberontak utama, Barisan Revolusi Nasional, yang meminta mediasi atau pengamatan internasional.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya