Liputan6.com, Seoul - Mantan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menjalani sidang perdana atas serangkaian tuduhan korupsi yang dialamatkan kepadanya. Park yang digulingkan melalui putusan Mahkamah Konstitusi pada 10 Maret 2017, tiba di Pengadilan Distrik Pusat Seoul pada Selasa waktu setempat dengan dikawal petugas lembaga pemasyarakatan.
Park memasuki gedung pengadilan dengan tangan diborgol. Wanita berusia 65 tahun tersebut menggunakan setelan warna biru tua.
Seperti dilansir CNN, Selasa (23/5/2017), ketika hakim bertanya apa pekerjaannya, Park menjawab, "Saya tidak punya pekerjaan."
Advertisement
Sidang berlangsung pukul 10.00 waktu setempat dan dipimpin oleh hakim utama Kim Se-yun. Hakim yang sama bertanggung jawab atas kasus Choi Soon-sil, sahabat Park yang berada di pusat skandal megakorupsi tersebut.
Ini merupakan penampilan publik pertama Park sejak ia ditahan pada 31 Maret 2017. Demikian seperti dilansir kantor berita Yonhap News.
Salah satu tuduhan serius yang dihadapi Park adalah, ia meminta suap senilai 59,2 miliar won dari tiga perusahaan besar Korsel, yaitu Lotte, Samsung, dan SK. Jika terbukti bersalah, ia dapat menjalani hukuman penjara minimal 10 tahun.
Choi dan Ketua Lotte Group Shin Dong-bin akan diadili bersama dengan Park. Sementara, pemimpin de facto Samsung, Lee Jae-yong telah lebih dulu menjalani proses peradilan setelah ia didakwa pada Februari lalu.
Isu utama lainnya yang menjerat Park adalah kebijakannya membuat daftar hitam bagi artis yang dianggap kritis terhadap pemerintah. Ia juga dituduh menekan sejumlah perusahaan untuk menyumbangkan miliaran won kepada dua yayasan yang dikelola Choi.
Baca Juga
Jaksa juga menuding Park memaksa perusahaan lokal untuk menandatangani kontrak bisnis dengan perusahaan Choi. Semua tuduhan tersebut dibantah kuasa hukum Park.
Park merupakan mantan presiden ketiga Korsel yang diadili atas tuduhan korupsi setelah Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo. Perempuan yang merupakan putri dari mantan presiden Park Chung-hee tersebut dijadwalkan akan menjalani sidang kedua pada Kamis waktu setempat.
Persidangan perdana Park menyedot perhatian ratusan orang. Setidaknya 500 orang berkumpul di sekitar gedung pengadilan, sementara kapasitas ruang sidang hanya 68 kursi.
Salah seorang perempuan yang hadir dalam momen tersebut mengatakan ia hadir di sana untuk melihat keadilan dengan mata kepalanya sendiri.
Seorang lainnya, Kim Han-min (29) mengatakan, "Saya sangat penasaran apakah dia menjalani peradilan yang adil seperti warga sipil, tanpa perlakuan khusus."
Sidang Park berlangsung dua pekan setelah Negeri Ginseng memilih presiden baru, Moon Jae-in, yang berlatar liberal. Dalam kampanyenya, ia mempromosikan pemerintahan yang bersih.
Terpilihnya Moon menandai ujung era kekuasaan konservatif yang diakhiri Park dengan tragis.