3 Prajurit AS Dibunuh Tentara Afghanistan dalam Serangan Jebakan

Taliban mengklaim tentara Afghanistan yang membunuh tentara AS adalah anggotanya yang menyusup ke angkatan darat Kabul.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 12 Jun 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2017, 08:42 WIB
3 Prajurit AS Dibunuh Tentara Afghanistan dalam Serangan Jebakan
3 Prajurit AS Dibunuh Tentara Afghanistan dalam Serangan Jebakan (HOSHANG HASHIMI / AFP)

Liputan6.com, Kabul - Tiga prajurit Amerika Serikat tewas dan lainnya terluka saat tengah menggelar operasi gabungan AS-Afghanistan di Provinsi Nangarhar. Informasi ini diungkapkan pejabat AS.

Pejabat itu mengatakan, para prajurit ditembak melalui sebuah serangan jebakan orang dalam atau dikenal dengan kode "green-on-blue". Istilah yang diberikan oleh NATO itu berarti anggota keamanan lokal Afghanistan menyerang tentara AS atau NATO.

Dikutip dari CNN pada Senin (12/6/2017) insiden penembakan itu terjadi pada Sabtu 10 Juni 2017. Menurut juru bicara Provinsi Nangarhar, Attaullah Khogyani penembakan dilakukan oleh tentara komando angkatan darat Afghanistan. Ia mengatakan pelaku telah ditembak mati oleh keamanan Afghanistan.

Penembakan tersebut terjadi di Distrik Achin, di mana tentara AS dan Afghanistan melakukan serangan selama sebulan penuh terhadap afiliasi lokal ISIS, kata beberapa pejabat.

Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid mengklaim bahwa militannya yang bertanggung jawab atas serangan itu.

"Seorang penyusup mujahid dari Islamic Emirate yang merupakan bagian dari Taliban mendaftarkan diri jadi tentara pemerintah Kabul, menyerang tentara Amerika di daerah Lata Band di Distrik Achin di Provinsi Nangarhar hari ini pada sore hari," kata sebuah pernyataan tertulis dalam bahasa Pashto yang diterima CNN.

"Penjajah Amerika ada di sana untuk mendukung budak Afghanistan mereka," lanjutnya.

Presiden AS Donald Trump telah diberi tahu tentang penembakan tersebut. Namun, menurut juru bicara Gedung Putih tidak ada komentar dari Presiden tersebut.

Wakil Presiden AS Mike Pence menanggapi serangan tersebut saat berada di Milwaukee pada hari Sabtu.

"Presiden dan saya sudah diberi pengarahan. Rincian serangan ini akan segera terbit," kata Pence. "Ketika pahlawan jatuh, orang Amerika bersedih. Pikiran dan doa kita bersama keluarga pahlawan Amerika."

Seorang juru bicara militer AS di Afghanistan mengatakan militer "akan merilis lebih banyak informasi jika dibutuhkan".

Korban AS dan koalisi di Afghanistan telah jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Jumlahnya turun drastis sejak Pemerintah Afghanistan bertanggung jawab atas operasi tempur pada tahun 2014.

Namun, pada akhir April, dua anggota tentara AS tewas dan satu lainnya terluka saat melakukan serangan gabungan di Distrik Achin, kata seorang juru bicara Pentagon.

Operasi tersebut menargetkan ISIS-K, afiliasi kelompok teror Afganistan.

Distrik Achin adalah basis operasi utama ISIS di Afghanistan dan telah menjadi lokasi beberapa misi kontraterorisme gabungan AS-Afghanistan. Seorang tentara Pasukan Khusus Angkatan Darat AS terbunuh melawan kelompok teror di sana pada awal April.

Distrik tersebut juga berada di tempat di mana AS menjatuhkan salah satu bom paling kuatnya, membunuh hampir 100 pejuang ISIS, menurut pejabat Afghanistan.

Pada awal 2016, pasukan keamanan Afghanistan yang didukung penasihat militer AS melancarkan serangan besar terhadap ISIS.

Jenderal John W. Nicholson, komandan Pasukan AS Afghanistan, mengatakan bahwa kelompok teror tersebut telah kehilangan sekitar setengah dari militannya dan berhasil diusir dari dua pertiga wilayahnya.

Pengusiran terhadap ISIS terbaru dimulai pada Maret tahun ini.

Pejabat AS memperkirakan ISIS memiliki 600 sampai 800 militan di negara tersebut. Kebanyakan anggotanya terdiri dari mantan anggota kelompok teror regional lainnya, seperti Taliban Pakistan dan Gerakan Islam Uzbekistan. ISIS diyakini berada di balik serangkaian serangan teror, termasuk serangan mematikan baru-baru ini di sebuah rumah sakit di Kabul.

Ada sekitar 8.400 tentara AS di Afghanistan. Misi kontraterorisme AS terpisah dari upaya NATO yang melatih, memberi saran, serta membantu tentara Afghanistan dan pasukan polisi dalam perang melawan Taliban.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya