Liputan6.com, Oregon - Polisi di Oregon, Amerika Serikat, menembak mati seorang pria yang berusaha mencuri helikopter dari sebuah hanggar udara di bandara dekat Portland. Peristiwa ini terjadi pada Senin waktu setempat.
Anggota polisi Hillsboro Letnan Henry Reimann menjelaskan, seorang pria bersenjata memanjat pagar bandara dan mendekati helikopter yang terparkir di hanggar milik Hillsboro Aero Academy sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Demikian seperti dikutip dari CNN, Selasa (4/7/2017).
Baca Juga
Menurut Reimann, saat kejadian ada seorang pegawai akademi yang tengah menunjukkan helikopter itu kepada kekasihnya. Sang pria diketahui menghidupkan mesin pesawat dengan baling-baling tersebut.
Advertisement
Polisi menyebut sepasang kekasih tersebut adalah seorang pilot dan mahasiswa di akademi itu.
Tiba-tiba saja, pelaku melepas tembakan ke udara dan memerintahkan dua orang itu menjauh dari helikopter. "Lantas tiga pegawai akademi mengarahkan senjata ke pelaku," terang Reimann.
Tak lama, seorang anggota polisi Hillsboro yang menyadari peristiwa itu segera mendekati lokasi kejadian dan memerintahkan tersangka menjauh dari helikopter. Namun, baku tembak tak terelakkan saat pria bersenjata itu berusaha melarikan diri.
"Seorang petugas polisi Hillsboro lainnya menembak mati pelaku di lapangan dekat bandara," ungkap Reimann seraya menambahkan bahwa peristiwa tersebut tidak diyakini sebagai aksi terorisme.
Reimann memastikan bahwa langkah menembak tersangka sesuai dengan prosedur standar. Dan pihak kepolisian menggunakan keahlian forensik untuk mengungkap identitas tersangka mengingat tidak ada tanda pengenal yang ditemukan.
Adapun Christopher Neal, direktur keamanan dan keamanan publik untuk Pelabuhan Portland tak kuasa mengucap rasa syukur ketika mengetahui peristiwa tersebut terjadi di dekat tempat ia dan keluarganya berada saat itu.
Neal bersama istri dan putranya yang berusia 2 tahun tengah berada di lokasi parkir dekat lokasi kejadian. Ia bahkan sempat berpapasan dengan tersangka.
Menurut pengakuan Neal, pelaku mengenakan hoodie abu-abu. "Ia memegang saku jaketnya dan dia memiliki sesuatu. Saya hanya merasa, cuaca cukup panas untuk memakai hoodie".
"Saya melihat dia melompati pagar dan mulai berlari ke dalam. Tuhan masih melindungi kami. Saya tahu itu karena dia sempat berjarak sangat dekat dan menatap kami," tutur Neal.