Liputan6.com, Hamburg - Donald Trump tak hadir dalam diskusi panel (round table discussion) yang membahas soal isu Afrika, Kesehatan, dan migrasi di ajang KTT G20, Sabtu 8 Juli 2017.
Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (8/7/2017), ia saat itu mengadakan pertemuan dengan Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi.
Namun, bukan ketidakhadirannya yang memicu kehebohan, melainkan kemunculan sang putri, Ivanka Trump yang mengisi kursi kosong yang ditinggalkan miliarder nyentrik itu.
Advertisement
Ivanka duduk semeja bersama pemimpin dunia lain, termasuk Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Meski secara resmi ia menjabat sebagai penasihat presiden AS, namun, ketidakhadiran para pemimpin dalam sesi G20 biasanya diwakili pejabat tinggi.
Baca Juga
Koresponden BBC yang meliput KTT G20 mengatakan, tak ada preseden serupa yang membuat Ivanka Trump dianggap berhak menduduki kursi ayahnya di tengah para pemimpin dunia lain.
Selama diskusi berlangsung tanpa kehadiran Presiden AS, Ivanka Trump tak menunjukkan kontribusi apapun dalam pembahasan.
Tak lama kemudian, Donald Trump muncul dan menduduki kursinya, yang berada di antara PM Inggris Theresa May dan Presiden China Xi Jinping.
Meski hanya sebentar, apa yang dilakukan Ivanka disambut reaksi heboh dan kritik di media sosial. Terutama setelah foto kemunculannya diunggah salah satu anggota delegasi Rusia.
"Dan menggantikan Presiden Trump di sesi #G20 saat ia meninggalkan ruangan untuk melakukan pertemuan bilateral," demikian komentar Svetlana Lukash, yang mengunggah foto Ivanka Trump di akun Twitternya @LanaLukash.
Sejumlah netizen (warganet) menilai, Ivanka Trump bukanlah seorang pejabat terpilih yang berhak duduk di kursi Presiden Amerika Serikat-- meski pemimpin AS itu adalah ayahnya sendiri.
Lainnya mempertanyakan kepantasannya, sebagai pemilik merek fashion -- untuk duduk di ajang pertemuan para diplomat senior, di antara para pemimpin yang menentukan nasib dunia.
Lainnya menyinggung klaim Ivanka Trump dua pekan lalu dalam sebuah wawancara. Ia mengaku mencoba untuk 'menjauhi politik'.
Sebelumnya, pada Sabtu pagi waktu setempat, Ivanka Trump juga mendampingi ayahnya dalam sesi G20 yang membahas tentang kewirausahaan dan keuangan bagi perempuan.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Direktur International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde juga hadir.
Ketiganya sebelumnya pernah tampil bersama di sebuah diskusi panel dalam pertemuan puncak wanita G20 di Berlin pada April 2017.
Saat itu, Ivanka Trump memuji ayahnya sebagai, "sosok luar biasa yang mendukung keluarganya dan memungkinkan mereka berkembang".
Sebaliknya, Donald Trump juga memuci putrinya -- dengan mengatakan bahwa memiliki dia sebagai ayah adalah satu-satunya 'hal buruk' dalam kehidupan Ivanka.
"Saya sangat bangga dengan anak perempuan saya, Ivanka -- selalu sejak hari pertama ia dilahirkan," kata dia kepada para pemimpin dunia di panel KTT G20 tentang kewirausahaan bagi perempuan.
"Jika dia bukan anak perempuan saya, akan jauh lebih mudah baginya. Mungkin itu (menjadi anak Donald Trump) satu-satunya hal buruk yang dia hadapi, jika Anda ingin tahu yang sebenarnya."
Sementara saudara kandungnya, Donald Jr dan Eric, mengambil alih bisnis keluarga, Ivanka Trump menempatkan aset merek fashion-nya dalam sebuah badan hukumtrust, lalu mengambil jabatan penasihat di Gedung Putih.
Meski tak mendapatkan bayaran, bergabungnya Ivanka di Gedung Putih dikritik sebagai nepotisme.
Apalagi, suaminya, Jared Kushner, punya peran penting dan berpengaruh di Gedung Putih. Kushner menjadi orang kepercayaan Donald Trump, mertuanya sendiri.
Saksikan juga video menarik berikut ini: