Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji selama dirinya menjabat tidak akan pernah mengunjungi Amerika Serikat (AS). Padahal dua negara telah menjalin perjanjian sebagai sekutu.
Serangan verbal terbaru Duterte terhadap AS disampaikan dalam konferensi pers menanggapi ancaman anggota kongres AS Jim McGovern yang menyebut akan menggelar demo jika Duterte menerima undangan Trump untuk mengunjungi Gedung Putih.
"Apa yang pria itu (McGovern) pikirkan kalau saya akan berkunjung ke Amerika," ucap Duterte seperti dikutip dari SBS, Sabtu (22/7/2017).
Advertisement
"Itu tidak akan terjadi di masa pemerintahan saya, bahwa saya akan mengunjungi AS. Saya melihat AS dan segala yang menjijikkannya," jelas dia.
Baca Juga
Pada April lalu, Juru Bicara Duterte mengatakan, Trump telah mengajak sang pemimpin Filipina tersebut ke AS.
Ajakan ke Gedung Putih tersebut disampaikan saat Trump dan Duterte berkomunikasi lewat sambungan telepon.
Komunikasi dan ajakan Trump kepada Duterte menuai pergunjingan di dalam negeri AS. Aktivis HAM Negeri Paman Sam mendesak pemimpin negara siapa pun tak boleh menerima lawatan Duterte.
Menurut mereka, Presiden Filipina itu, sebagai pelanggar HAM. Tuduhan tersebut terkait kebijakan pembunuhan langsung untuk para pengedar narkotika yang berlaku di Filipina.
Jika Duterte tetap datang ke AS, para penggiat HAM berencana menggelar demo besar. Rencana tersebut didukung beberapa anggota kongres AS. Termasuk McGovern.
Selama memerintah Filipina Duterte dituduh sudah membunuh ribuan orang yang terkait kasus narkotika.
Simak video berikut: