'Horor' Senjata Kimia Korut dan Suriah Dibahas di Kemlu

Menlu dan Dirjen OPCW membahas beberapa masalah dunia termasuk soal Suriah dan Korut yang diduga menyimpan dan menggunakan senjata kimia.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 27 Jul 2017, 13:31 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 13:31 WIB
20170303- Menlu Retno Marsudi-Jakarta- Angga Yuniar
Menlu Retno Marsudi saat memberikan keterangan kepada media di Kemenlu, Jakarta, Jumat (3/2). Retno menjelaskan hasil pertemuan antara Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dengan tokoh-tokoh lintas agama. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Direktur Jenderal Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) Ahmet Uzumcu. Sejumlah masalah dunia dibahas dalam pertemuan tersebut.

Termasuk di antaranya dugaan penggunaan senjata kimia di beberapa negara, yaitu di Korea Utara dan juga Suriah.

Untuk masalah Korut, Menlu dan Dirjen OPCW membahas kemungkinan adanya senjata kimia yang disimpan negara tersebut. Menurut Uzumcu, hal itu harus jadi perhatian dunia.

"Ini adalah kecemasan besar kami," sebut Uzumcu di Kantor Kemlu, Kamis (27/7/2017).

Dia menambahkan, OPCW saat ini tengah berupaya mendorong Korut untuk menandatangani Konvensi Senjata Kimia (CWC). Korut merupakan satu dari empat negara yang belum menyepakati aturan pelarangan penggunaan senjata mematikan tersebut.

Sementara itu, terkait pembahasan masalah Suriah, Uzumcu memberikan keterangan kepada Retno terkait apa yang terjadi. Serta bagaimana OPCW menangani persoalan tersebut.

"Iya kami menyentuh pembahasan (mengenai) itu, saya memberikan penjelasan mendalam secara singkat kepada Menlu dan memberikan update terbaru kepada dia," ucapnya.

Pada April 2017 lalu, Suriah jadi perhatian besar dunia usai kota Khan Sheikhoun dihujani bom udara. Bom tersebut diduga kuat mengandung senjata kimia.

Akibatnya, sebanyak kurang lebih 75 sampai 100 orang tewas. Sementara, 500-an lainnya menderita luka-luka -- dengan ciri mirip korban senjata kimia. 

Presiden AS Donald Trump menyebut, serangan senjata kimia terjadi di Suriah diduga didalangi oleh Presiden Bashar al-Assad.

Indonesia pun turut berkomentar terkait serangan senjata kimia itu. Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir menyebut, RI menyayangkan adanya insiden tersebut.

"Indonesia mengutuk keras penggunaan senjata kimia di Suriah yang menyebabkan banyaknya korban jiwa yang jatuh termasuk anak-anak," sebut pria yang kerap disapa Tata, Jumat (7/4/2017).

"Sebagai negara penandatangan konvensi pelarangan senjata kimia, Indonesia menolak penggunaan senjata kimia untuk tujuan apa pun," tambah dia.

Simak video berikut:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya