Pemungutan Suara Rahasia Ancam Kekuasaan Presiden Afsel

Parlemen Afsel memutuskan untuk menggelar pemilihan umum rahasia untuk menentukan nasib pemerintahan Presiden Zuma.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 08 Agu 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2017, 13:30 WIB
Ahok Dampingi Megawati menyambut kedatangan Presiden Afrika Selatan
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma tiba di kediamaan Megawati, Jakarta, Rabu (8/3). Dalam pertemuan itu, kedua tokoh negara membahas mengenai sejarah Presiden RI pertama Soekarno yang memiliki hubungan baik dengan Afsel. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Cape Town - Nasib Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma di ujung tanduk. Parlemen Afsel telah menyetujui diadakannya pemungutan suara rahasia demi menentukan kelanjutan masa pemerintahannya.

Pemungutan suara rahasia adalah bentuk metode pengambilan suara di mana anggota parlemen yang memilih dapat memberikan suara secara anonim tanpa memberi tahu identitas lengkap atau berasal dari partai mana.

Pelaksanaan pemungutan suara rahasia ini disampaikan oleh Ketua Majelis Nasional Afsel Baleke Mbete.

Perempuan tersebut mengatakan, pelaksanaan pemungutan suara merupakan keputusan responsif dari parlemen atas tuntutan publik.

"Masyarakat Afsel menaruh harapan ke parlemen agar kami memberikan arahan di masa menantang ini," sebut Mbete seperti dikutip dari Independent, Kamis (8/8/2017).

"Masyarakat juga melihat parlemen Afsel sebagai sinyal dari sebuah harapan," ucap dia.

Dilakukannya pemungutan suara disambut gembira pemimpin oposisi dari Partai Kongres Rakyat, Mosiuoa Lekota. Ia mendeskripsikan langkah tersebut sebagai sebuah groundbreaking.

"Adalah tindakan tepat mempercayakan parlemen untuk  mengatasi permasalahan yang terjadi di pemerintahan," sebut Lekota.

Pada Senin lalu, demonstrasi besar menentang Zuma terjadi Cape Town. Para pengunjuk rasa berdemonstrasi depan gedung parlemen.

Sementara itu, pada Selasa 9 Agustus 2017, masa anti dan pro-Zuma direncanakan kembali menggelar demo di gedung parlemen.

Berhasil dilakukannya pemungutan suara secara rahasia  erupakan hasil lobi dari kelompok oposisi kepada para pimpinan parlemen. Mereka beralasan, cara pemungutan suara seperti itu mesti digunakan demi mencegah intervensi pihak lain.

Untuk melengserkan Zuma, dibutuhkan setidaknya 201 suara dari 400 yang tersedia di parlemen.

Partai pendukung Zuma ANC menduduki 246 kursi di parlemen. Fakta tersebut nyatanya tak membuat posisi pria tersebut aman. Pasalnya, beberapa anggota parlemen terindikasi memberikan suaranya untuk setuju melengserkan sang presiden.

Zuma dituntut mundur setelah terindikasi terlibat korupsi besar. Akibat tudingan tersebut popularitas Zuma merosot tajam.

Bukan pertama kali Presiden Afsel itu, menghadpi mosi tidak percaya. Sejak berkuasa pada tahun 2009 ia enam kali selamat dari gerakan tersebut.

Simak video berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya